Dalam kompetisi global berbasis AI, Meta rela menggelontorkan jutaan dolar demi merekrut AI talent terbaik dunia, termasuk dari OpenAI dan Google DeepMind.
Namun meski penuh nama besar dan dana melimpah, hasilnya belum tentu seperti yang diharapkan. Menurut Helen Toner (eks dewan OpenAI), Meta menghadapi tantangan internal:
"Mereka punya banyak pemain hebat, tapi timnya belum tentu berfungsi sebagai unit yang solid.”
Di sisi lain, OpenAI mempertahankan posisi sebagai pemimpin inovasi dengan tim yang lebih ramping, namun terstruktur.
Lalu, Bagaimana Sudut Pandang Meta?
Pihak internal Meta sendiri menyatakan bahwa pembentukan tim Superintelligence adalah langkah jangka panjang untuk mendesain ulang arah riset AI mereka.
“Kami percaya talenta terbaik butuh ruang bereksperimen tanpa beban roadmap produk. Tim ini akan membangun fondasi jangka panjang,”
Artinya, Meta sadar mereka bukan sedang mengejar produk kilat, tapi menciptakan keunggulan kompetitif jangka panjang melalui akumulasi riset dan pembelajaran.
Namun… apakah perusahaan lain mampu meniru pendekatan ini?
Pelajaran Penting untuk Perusahaan: AI Talent Bukan Cuma Tentang "Yang Terbaik"
Di tengah lonjakan adopsi AI di berbagai industri, perusahaan berlomba mencari Talenta AI terbaik. Namun seperti yang terjadi di Meta, sekadar membajak orang pintar dari lab besar tidak cukup.
Karena realitanya:
- AI talent yang hebat butuh konteks dan struktur kerja yang mendukung
- Gaji tinggi tidak otomatis menghadirkan produktivitas jika talenta tidak "fit" dengan budaya dan misi
- Perusahaan justru butuh talenta yang bisa langsung deliver, bukan sekadar CV yang mengesankan
Baca juga: Keuntungan Menggunakan AI dalam Pekerjaan
The battle between Meta and OpenAI isn’t just a Silicon Valley headline, It’s a signal.
Bagi para talenta teknologi, terutama di Asia Tenggara dan Indonesia, ini adalah wake-up call: AI bukan lagi tren, tapi medan tempur global.
Perusahaan-perusahaan besar kini membuka mata ke luar AS. Mereka mencari AI Talent yang cepat belajar, adaptif, dan siap kerja, termasuk dari Indonesia.
Gaji naik. Persaingan ketat. Tapi satu hal tetap sama: yang menang bukan yang punya alat terbaik, tapi yang punya tim terbaik.
💡 Tools matter. But teams matter more.
Karena masa depan AI tidak ditentukan oleh algoritma saja, tapi oleh manusia yang membangunnya, menyempurnakannya, dan memilih untuk bergerak cepat.
Jadi kalau kamu bagian dari tim HR, CTO, atau founder yang ingin membangun keunggulan. Jangan hanya fokus ke teknologi. Bangun dulu manusianya.
Dan kalau kamu adalah talenta digital? Stay sharp. Upskill. Perkuat CV-mu dengan skill AI yang relevan. Karena di race ini, skill-mu adalah senjata sebenarnya.
Baca juga: AI dan Masa Depan Karier
Bangun Tim AI yang Relevan, Bukan Sekadar Hebat
Di sinilah pendekatan seperti Tech Outsourcing dan Talent Augmentation jadi relevan. Bukan hanya mengisi kekosongan SDM, tapi membangun tim digital dan AI yang:
✅ Paham konteks industri Anda
✅ Terlatih dalam tools terkini (AI Prompting, Machine Learning Ops, AI-assisted product development)
✅ Siap kerja dan scalable, tanpa overhead struktural yang berlebihan
✅ Mampu menyesuaikan dengan ritme dan kultur kerja perusahaan Anda
Di Sini BINAR Berperan
Lewat program BINAR Tech Talent Solution, kami bantu perusahaan membangun tim AI-ready tanpa harus berebut di jalur yang sama dengan Meta, OpenAI, atau DeepSeek. Kami menyediakan Talenta AI berkualitas, siap kerja, dan disesuaikan dengan kebutuhan spesifik Anda, mulai dari:
- AI Engineer & Prompt Designer
- Data Analyst & Scientist
- Machine Learning Specialist
- AI QA & Model Tester
- UI/UX Designer
- Dan tech stack lainnya
Tak hanya itu, semua talenta kami dibekali pelatihan berkelanjutan dan dukungan mentoring teknis untuk menjaga produktivitas, bukan sekadar portofolio.
AI Race Bukan Tentang Siapa yang Cepat, Tapi Siapa yang Paling Siap
Perlombaan AI kini bukan hanya soal algoritma terbaik, tapi soal eksekusi, kolaborasi, dan ketersediaan talenta yang relevan, bisa jalan bareng tim, dan adaptif terhadap realita pasar.
Apakah Anda akan terjebak dalam talent war, atau membangun sistem yang bisa tumbuh dan berjalan mandiri?
💬 Temukan Talenta AI yang cocok, bukan cuma yang canggih
📩 Konsultasikan kebutuhan tim AI Anda dengan BINAR sekarang.
Dalam kompetisi global berbasis AI, Meta rela menggelontorkan jutaan dolar demi merekrut AI talent terbaik dunia, termasuk dari OpenAI dan Google DeepMind.
Namun meski penuh nama besar dan dana melimpah, hasilnya belum tentu seperti yang diharapkan. Menurut Helen Toner (eks dewan OpenAI), Meta menghadapi tantangan internal:
"Mereka punya banyak pemain hebat, tapi timnya belum tentu berfungsi sebagai unit yang solid.”
Di sisi lain, OpenAI mempertahankan posisi sebagai pemimpin inovasi dengan tim yang lebih ramping, namun terstruktur.
Lalu, Bagaimana Sudut Pandang Meta?
Pihak internal Meta sendiri menyatakan bahwa pembentukan tim Superintelligence adalah langkah jangka panjang untuk mendesain ulang arah riset AI mereka.
“Kami percaya talenta terbaik butuh ruang bereksperimen tanpa beban roadmap produk. Tim ini akan membangun fondasi jangka panjang,”
Artinya, Meta sadar mereka bukan sedang mengejar produk kilat, tapi menciptakan keunggulan kompetitif jangka panjang melalui akumulasi riset dan pembelajaran.
Namun… apakah perusahaan lain mampu meniru pendekatan ini?
Pelajaran Penting untuk Perusahaan: AI Talent Bukan Cuma Tentang "Yang Terbaik"
Di tengah lonjakan adopsi AI di berbagai industri, perusahaan berlomba mencari Talenta AI terbaik. Namun seperti yang terjadi di Meta, sekadar membajak orang pintar dari lab besar tidak cukup.
Karena realitanya:
- AI talent yang hebat butuh konteks dan struktur kerja yang mendukung
- Gaji tinggi tidak otomatis menghadirkan produktivitas jika talenta tidak "fit" dengan budaya dan misi
- Perusahaan justru butuh talenta yang bisa langsung deliver, bukan sekadar CV yang mengesankan
Baca juga: Keuntungan Menggunakan AI dalam Pekerjaan
The battle between Meta and OpenAI isn’t just a Silicon Valley headline, It’s a signal.
Bagi para talenta teknologi, terutama di Asia Tenggara dan Indonesia, ini adalah wake-up call: AI bukan lagi tren, tapi medan tempur global.
Perusahaan-perusahaan besar kini membuka mata ke luar AS. Mereka mencari AI Talent yang cepat belajar, adaptif, dan siap kerja, termasuk dari Indonesia.
Gaji naik. Persaingan ketat. Tapi satu hal tetap sama: yang menang bukan yang punya alat terbaik, tapi yang punya tim terbaik.
💡 Tools matter. But teams matter more.
Karena masa depan AI tidak ditentukan oleh algoritma saja, tapi oleh manusia yang membangunnya, menyempurnakannya, dan memilih untuk bergerak cepat.
Jadi kalau kamu bagian dari tim HR, CTO, atau founder yang ingin membangun keunggulan. Jangan hanya fokus ke teknologi. Bangun dulu manusianya.
Dan kalau kamu adalah talenta digital? Stay sharp. Upskill. Perkuat CV-mu dengan skill AI yang relevan. Karena di race ini, skill-mu adalah senjata sebenarnya.
Baca juga: AI dan Masa Depan Karier
Bangun Tim AI yang Relevan, Bukan Sekadar Hebat
Di sinilah pendekatan seperti Tech Outsourcing dan Talent Augmentation jadi relevan. Bukan hanya mengisi kekosongan SDM, tapi membangun tim digital dan AI yang:
✅ Paham konteks industri Anda
✅ Terlatih dalam tools terkini (AI Prompting, Machine Learning Ops, AI-assisted product development)
✅ Siap kerja dan scalable, tanpa overhead struktural yang berlebihan
✅ Mampu menyesuaikan dengan ritme dan kultur kerja perusahaan Anda
Di Sini BINAR Berperan
Lewat program BINAR Tech Talent Solution, kami bantu perusahaan membangun tim AI-ready tanpa harus berebut di jalur yang sama dengan Meta, OpenAI, atau DeepSeek. Kami menyediakan Talenta AI berkualitas, siap kerja, dan disesuaikan dengan kebutuhan spesifik Anda, mulai dari:
- AI Engineer & Prompt Designer
- Data Analyst & Scientist
- Machine Learning Specialist
- AI QA & Model Tester
- UI/UX Designer
- Dan tech stack lainnya
Tak hanya itu, semua talenta kami dibekali pelatihan berkelanjutan dan dukungan mentoring teknis untuk menjaga produktivitas, bukan sekadar portofolio.
AI Race Bukan Tentang Siapa yang Cepat, Tapi Siapa yang Paling Siap
Perlombaan AI kini bukan hanya soal algoritma terbaik, tapi soal eksekusi, kolaborasi, dan ketersediaan talenta yang relevan, bisa jalan bareng tim, dan adaptif terhadap realita pasar.
Apakah Anda akan terjebak dalam talent war, atau membangun sistem yang bisa tumbuh dan berjalan mandiri?
💬 Temukan Talenta AI yang cocok, bukan cuma yang canggih
📩 Konsultasikan kebutuhan tim AI Anda dengan BINAR sekarang.