Binar Academy - QA automation merupakan salah satu profesi di industri yang bergerak di bidang teknologi. Tim QA harus mampu mengikuti perkembangan teknologi untuk menunjang pekerjaannya.
Selain itu, untuk memperkaya wawasan. Hal ini dikarenakan semakin hari software semakin kompleks. Pihak pengembang terus melakukan update untuk meluncurkan berbagai aplikasi baru.
Namun, perlu diketahui bahwa sebelum pada akhirnya diluncurkan ke pasaran, maka harus melewati berbagai proses pengujian. Dengan demikian, nanti para user bisa memakainya tanpa mengalami kendala.
Tim QA harus mengetahui berbagai jenis tools terbaik agar dapat meringankan dan mempercepat pekerjaan. Jenisnya memang sangat banyak, oleh karena itu kamu wajib mengetahui kegunaannya.
Apa itu QA Automation dan Fungsinya
Pekerjaan ini sangat dibutuhkan oleh perusahaan untuk melakukan pengujian berbagai macam software. Pada software terdapat banyak komponen penting untuk diuji terlebih dahulu sebelum didistribusikan kepada konsumen.
Perusahaan biasanya menginginkan software tersebut segera dilaunching ke publik. Selain itu, berharap bisa sering melakukan update terbaru pada mobile apps maupun web.
Hal ini tentu menjadi tantangan tersendiri bagi kamu saat masih menekuni profesi ini. Perusahaan membutuhkan para ekspert untuk melakukan integrasi secara terus menerus.
Misalnya pada software yang terus berkembang sehingga membutuhkan berbagai pengujian. Pengujian terhadap software ini bertujuan untuk melacak adanya bug dan masalah lainnya.
Baca Juga: Quality Control: Pengertian, Fungsi, Tugas dan Skill yang Harus Dimiliki
Keuntungan dari QA Automation
Banyak keuntungan yang akan kamu rasakan, salah satunya adalah pekerjaan menjadi lebih cepat. Hal ini bisa terwujud karena semua pekerjaan dilakukan secara otomatis sehingga lebih cepat selesai.
Berbeda jika pengujian dilakukan secara manual, maka akan membutuhkan banyak waktu dan tenaga. Apabila proyek tersebut kamu kerjakan manual tentu akan menyita waktu sehingga berpotensi merugikan perusahaan.
Keuntungan lainnya adalah, banyak orang yang bisa menjalankan profesi ini. Baik pemula maupun ekspert dalam bidang QA automation semua bisa melakukannya karena tidak membutuhkan kode rumit.
Dengan demikian, seorang bisa memahami cara kerjanya dengan cepat. Secara umum, ada 2 tahapan penting yang harus dilakukan jika ingin melakukan pengujian.
Kedua tahapan tersebut adalah pengujian GUI (Graphical User Interface) dan API testing. Proses pengujiannya akan berlangsung secara otomatis dan tanpa kode.
Kamu lebih menghemat waktu karena bisa mengecek multiple devices dan tidak membutuhkan banyak biaya. Kamu juga dapat memasarkan fitur baru dengan cepat. Jika terdapat eror juga akan terdeteksi dengan cepat.
Cara Kerja QA Automation
Ada beberapa tahap untuk melihat cara kerjanya. Kamu harus menentukan terlebih dahulu ruang lingkupnya. Tentukan apa tujuan yang akan dicapai. Pertimbangkan juga keahlian, pastikan budget sesuai kemampuan dan lain sebagainya.
Selanjutnya, pilihlah tools sesuai kebutuhan, namun sebaiknya menggunakan yang otomatis. Faktor yang harus dipertimbangkan misalnya biaya, fleksibilitas dan fungsinya. Karyawan di bidang ini harus bisa memilih tool terbaik.
Lalu, kamu perlu menyusun strategi untuk menyelesaikan proyek. Dalam hal ini harus memiliki kerangka kerja. Pada umumnya, kerangka kerja yang dibutuhkan adalah keyword-driven, data-driven, modular testing dan linear scripting.
Seorang QA automation juga harus mampu menciptakan lingkungan yang mendukung untuk menguji software. Selain itu membuat jadwal untuk menginstall hardware maupun software.
Selain itu, untuk mengembangkan script. Proses ini tentu memakan lebih banyak waktu sehingga harus diawasi oleh tenaga ahli dibidang ini. Dengan demikian, proses menginstall dapat berjalan lancar.
Selanjutnya, seorang QA enggineers akan menuliskan script yang dibutuhkan dalam pengujian. Pembuatan script harus jelas dan mudah dipahami oleh pihak ketiga.
Ada beberapa tools yang dapat dimanfaatkan seperti Selenium WebDriver dan Appium. Langkah terakhir adalah melakukan uji coba. Dalam hal ini kamu harus melakukan GUI dan API testing.
5 Tools QA Automation
Ada banyak tools yang dapat kamu pakai untuk mendukung aktivitas kerja di bidang ini. Beberapa contohnya antara lain Kobiton, Avo Assure, testRigor, Autify dan Mobot.
Kobiton merupakan salah satu platform terbaik yang dapat kamu gunakan untuk berbagai macam kebutuhan. Misalnya merilis suatu aplikasi, membangun website dan masih banyak lagi lainnya.
Pengguna bisa menguji scripts secara otomatis. Kobiton sendiri mendukung berbagai pengujian seperti Espresso, Appium dan XCTest. Apabila ingin digunakan untuk banyak user maka harus membayar $50 hingga $1400 per bulan.
Selanjutnya, ada Avo Assure yang bisa digunakan tanpa membutuhkan kode. Kamu bisa melakukan tes lebih dari satu platform secara bersamaan, termasuk di dalamnya mainframes, desktop, web dan ERP applications.
Tools ini bisa dicoba selama 14 hari dan gratis. Berbeda dengan testRigor yang harus membayar per bulan $300. Meskipun tidak memiliki skill pemrograman, kamu bisa menggunakan tool QA automation tersebut.
Hal ini dikarenakan tidak memerlukan kode. TestRigor mendukung berbagai macam pengujian untuk mobile web, APIs, web, SMS, email dan lain-lain. Selain itu, kamu juga membutuhkan tool lain seperti Autify.
Tools tersebut dibuat untuk mengurangi test phase dan meningkatkan prodktivitas dari tim QA. Autify telah terintegrasi dengan Slack, CircleCI, CI/CD tools dan Jenkins.
Harganya cukup mahal, yaitu $300 per bulan. Namun, kamu bisa mencoba 14 hari secara gratis. Lalu, untuk Mobot biasanya menggunakan robot mekanik untuk menguji mobile app secara otomatis.
Proses pengujian tersebut tetap diawasi oleh manusia. Robot tersebut dapat melakukan aktivitas seperti tap, menggeser ke atas dan lain-lain. Biaya yang dibutuhkan cukup besar, yaitu $1,500 per bulan.
Banyak keuntungan yang akan kamu dapatkan jika mengetahui cara menggunakan beberapa tools di atas. Semua tools itu menunjang kinerja QA automation sehingga pekerjaan bisa lebih cepat selesai.
Baca Juga: Quality Assurance: Cakupan Kerja & Tahapan Kerjanya Menurut SDLC
Binar Academy - QA automation merupakan salah satu profesi di industri yang bergerak di bidang teknologi. Tim QA harus mampu mengikuti perkembangan teknologi untuk menunjang pekerjaannya.
Selain itu, untuk memperkaya wawasan. Hal ini dikarenakan semakin hari software semakin kompleks. Pihak pengembang terus melakukan update untuk meluncurkan berbagai aplikasi baru.
Namun, perlu diketahui bahwa sebelum pada akhirnya diluncurkan ke pasaran, maka harus melewati berbagai proses pengujian. Dengan demikian, nanti para user bisa memakainya tanpa mengalami kendala.
Tim QA harus mengetahui berbagai jenis tools terbaik agar dapat meringankan dan mempercepat pekerjaan. Jenisnya memang sangat banyak, oleh karena itu kamu wajib mengetahui kegunaannya.
Apa itu QA Automation dan Fungsinya
Pekerjaan ini sangat dibutuhkan oleh perusahaan untuk melakukan pengujian berbagai macam software. Pada software terdapat banyak komponen penting untuk diuji terlebih dahulu sebelum didistribusikan kepada konsumen.
Perusahaan biasanya menginginkan software tersebut segera dilaunching ke publik. Selain itu, berharap bisa sering melakukan update terbaru pada mobile apps maupun web.
Hal ini tentu menjadi tantangan tersendiri bagi kamu saat masih menekuni profesi ini. Perusahaan membutuhkan para ekspert untuk melakukan integrasi secara terus menerus.
Misalnya pada software yang terus berkembang sehingga membutuhkan berbagai pengujian. Pengujian terhadap software ini bertujuan untuk melacak adanya bug dan masalah lainnya.
Baca Juga: Quality Control: Pengertian, Fungsi, Tugas dan Skill yang Harus Dimiliki
Keuntungan dari QA Automation
Banyak keuntungan yang akan kamu rasakan, salah satunya adalah pekerjaan menjadi lebih cepat. Hal ini bisa terwujud karena semua pekerjaan dilakukan secara otomatis sehingga lebih cepat selesai.
Berbeda jika pengujian dilakukan secara manual, maka akan membutuhkan banyak waktu dan tenaga. Apabila proyek tersebut kamu kerjakan manual tentu akan menyita waktu sehingga berpotensi merugikan perusahaan.
Keuntungan lainnya adalah, banyak orang yang bisa menjalankan profesi ini. Baik pemula maupun ekspert dalam bidang QA automation semua bisa melakukannya karena tidak membutuhkan kode rumit.
Dengan demikian, seorang bisa memahami cara kerjanya dengan cepat. Secara umum, ada 2 tahapan penting yang harus dilakukan jika ingin melakukan pengujian.
Kedua tahapan tersebut adalah pengujian GUI (Graphical User Interface) dan API testing. Proses pengujiannya akan berlangsung secara otomatis dan tanpa kode.
Kamu lebih menghemat waktu karena bisa mengecek multiple devices dan tidak membutuhkan banyak biaya. Kamu juga dapat memasarkan fitur baru dengan cepat. Jika terdapat eror juga akan terdeteksi dengan cepat.
Cara Kerja QA Automation
Ada beberapa tahap untuk melihat cara kerjanya. Kamu harus menentukan terlebih dahulu ruang lingkupnya. Tentukan apa tujuan yang akan dicapai. Pertimbangkan juga keahlian, pastikan budget sesuai kemampuan dan lain sebagainya.
Selanjutnya, pilihlah tools sesuai kebutuhan, namun sebaiknya menggunakan yang otomatis. Faktor yang harus dipertimbangkan misalnya biaya, fleksibilitas dan fungsinya. Karyawan di bidang ini harus bisa memilih tool terbaik.
Lalu, kamu perlu menyusun strategi untuk menyelesaikan proyek. Dalam hal ini harus memiliki kerangka kerja. Pada umumnya, kerangka kerja yang dibutuhkan adalah keyword-driven, data-driven, modular testing dan linear scripting.
Seorang QA automation juga harus mampu menciptakan lingkungan yang mendukung untuk menguji software. Selain itu membuat jadwal untuk menginstall hardware maupun software.
Selain itu, untuk mengembangkan script. Proses ini tentu memakan lebih banyak waktu sehingga harus diawasi oleh tenaga ahli dibidang ini. Dengan demikian, proses menginstall dapat berjalan lancar.
Selanjutnya, seorang QA enggineers akan menuliskan script yang dibutuhkan dalam pengujian. Pembuatan script harus jelas dan mudah dipahami oleh pihak ketiga.
Ada beberapa tools yang dapat dimanfaatkan seperti Selenium WebDriver dan Appium. Langkah terakhir adalah melakukan uji coba. Dalam hal ini kamu harus melakukan GUI dan API testing.
5 Tools QA Automation
Ada banyak tools yang dapat kamu pakai untuk mendukung aktivitas kerja di bidang ini. Beberapa contohnya antara lain Kobiton, Avo Assure, testRigor, Autify dan Mobot.
Kobiton merupakan salah satu platform terbaik yang dapat kamu gunakan untuk berbagai macam kebutuhan. Misalnya merilis suatu aplikasi, membangun website dan masih banyak lagi lainnya.
Pengguna bisa menguji scripts secara otomatis. Kobiton sendiri mendukung berbagai pengujian seperti Espresso, Appium dan XCTest. Apabila ingin digunakan untuk banyak user maka harus membayar $50 hingga $1400 per bulan.
Selanjutnya, ada Avo Assure yang bisa digunakan tanpa membutuhkan kode. Kamu bisa melakukan tes lebih dari satu platform secara bersamaan, termasuk di dalamnya mainframes, desktop, web dan ERP applications.
Tools ini bisa dicoba selama 14 hari dan gratis. Berbeda dengan testRigor yang harus membayar per bulan $300. Meskipun tidak memiliki skill pemrograman, kamu bisa menggunakan tool QA automation tersebut.
Hal ini dikarenakan tidak memerlukan kode. TestRigor mendukung berbagai macam pengujian untuk mobile web, APIs, web, SMS, email dan lain-lain. Selain itu, kamu juga membutuhkan tool lain seperti Autify.
Tools tersebut dibuat untuk mengurangi test phase dan meningkatkan prodktivitas dari tim QA. Autify telah terintegrasi dengan Slack, CircleCI, CI/CD tools dan Jenkins.
Harganya cukup mahal, yaitu $300 per bulan. Namun, kamu bisa mencoba 14 hari secara gratis. Lalu, untuk Mobot biasanya menggunakan robot mekanik untuk menguji mobile app secara otomatis.
Proses pengujian tersebut tetap diawasi oleh manusia. Robot tersebut dapat melakukan aktivitas seperti tap, menggeser ke atas dan lain-lain. Biaya yang dibutuhkan cukup besar, yaitu $1,500 per bulan.
Banyak keuntungan yang akan kamu dapatkan jika mengetahui cara menggunakan beberapa tools di atas. Semua tools itu menunjang kinerja QA automation sehingga pekerjaan bisa lebih cepat selesai.