Binar Academy - Melamar pekerjaan yang membutuhkan skill seperti web programming, mobile app development, atau yang berkaitan dengan desain umumnya memerlukan portofolio. Namun masih banyak orang yang belum memahami cara membuat portofolio. Padahal fungsinya sangat penting.
Jika kamu juga belum mengetahui cara pembuatan portofolio, sebaiknya simak penjelasan lengkap di bawah. Setelah memahami semua penjelasannya, kamu dapat langsung mulai membuat portofolio.
Ketahui Bedanya Portofolio dan CV
Sebelum membahas lebih jauh, apakah kamu sudah tahu apa yang dimaksud dengan portofolio? Portofolio adalah dokumen yang memuat riwayat pengalaman seseorang di dunia kerja atau organisasi, hasil karya, hingga penghargaan yang pernah diraih.
Fungsi portofolio adalah memberikan lebih bayak informasi mengenai potensi diri seseorang, skill, pencapaian atau prestasi, dan pengalaman kerja sebelumnya secara lebih mendalam.
Perlu dipahami pula bahwa portofolio ini adalah dokumen yang berbeda dengan CV. Oleh karena itu, sebagian perusahaan meminta calon kandidatnya untuk melampirkan portofolio meski sudah memberikan daftar riwayat hidup. Berikut ini detail yang membedakan antara portofolio dengan CV.
Konten
Dilihat dari segi konten atau isi dokumen, antara CV dengan portofolio sudah sangat berbeda. CV atau daftar riwayat hidup lebih banyak berisi informasi mengenai data diri, mulai dari biodata, riwayat pendidikan, riwayat pekerjaan, penghargaan yang pernah diterima, hingga skill.
Sementara itu, portofolio lebih banyak berisi tentang karya atau hasil kerja seseorang yang dilakukan di tempat kerja sebelumnya atau selama dia menempuh pendidikan.
Kelengkapan Data
Jika dibandingkan antara CV dan portofolio, isi dari CV sebenarnya jauh lebih lengkap karena mencakup semua data. Data yang dimaksud mulai dari data diri, edukasi, karier, prestasi, hingga skill atau kemampuan. Namun pembahasan pada CV sangat dangkal dan sederhana.
Sebaliknya, portofolio memang tidak memberikan data selengkap CV. Umumnya, data yang dicantumkan adalah pengalaman kerja, hasil karya, serta prestasi yang relevan dengan pekerjaan incaran.
Kamu tidak perlu mencantumkan semua pengalaman kerja, prestasi, dan hasil karya yang pernah dibuat. Cantumkan saja yang paling relevan atau sesuai dengan pekerjaan incaran kamu. Namun pembahasan pada portofolio lebih detail dan mendalam.
Bisa disimpulkan bahwa sifat CV lebih umum sementara portofolio lebih spesifik atau detail.
Pembuktian
Ketika melamar pekerjaan, biasanya calon kandidat akan mengirimkan CV atau daftar riwayat hidup. Salah satu isinya adalah mengenai riwayat pekerjaan yang pernah dilakukan sebelumnya. Nah, untuk membuktikan hasil kerja kamu di perusahaan sebelumnya digunakanlah portofolio.
Sampai di sini, sudahkah kamu paham mengenai perbedaan antara portofolio dan CV? Jika sudah, mari kita beranjak ke pembahasan berikutnya.
Baca Juga: 6 Contoh Headline Linkedin dan Cara Membuatnya
Cara Membuat Portofolio yang Profesional
Portofolio diperlukan untuk menarik hati recruiter agar kamu direkrut dan bergabung di perusahaan. Oleh sebab itu, portofolio harus dibuat dengan semenarik mungkin. Di bawah ini terdapat 3 cara yang dapat kamu lakukan untuk membuat portofolio yang profesional dan menarik.
Tentukan Apa yang Akan Dicantumkan
Pertama, perhatikan perusahaan yang akan kamu tuju bergerak di bidang apa? Perhatikan kembali posisi yang kamu lamar lengkap dengan job description. Jika sudah memahami dua informasi penting ini, sekarang waktunya untuk menentukan apa saja yang akan kamu cantumkan pada portofolio.
Perlu diingat bahwa kamu tidak harus mencantumkan seluruh informasi pengalaman kerja, hasil karya, serta prestasi yang sudah pernah kamu raih. Kamu hanya perlu mencantumkan hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaan incaran.
Di tahap awal, sebaiknya kamu mencatat semua pengalaman kerja, prestasi, serta hasil karya yang sudah kamu buat. Selanjutnya, pilih dan pilah mana saja yang berhubungan dengan pekerjaan incaran kamu. Itulah yang nantinya akan dicantumkan di portofolio.
Pisahkan Informasi Menjadi Beberapa Kategori
Poin-poin yang sudah kamu pilah di langkah pertama tadi tentu berasal dari kategori yang berbeda, bukan? Kamu tidak bisa langsung mencantumkan semua itu secara acak. Pisahkan seluruh poin tersebut agar lebih mudah dibaca dan dipahami oleh recruiter.
Pemisahan kategori pada portofolio kurang lebih seperti ini:
- Informasi pribadi atau data diri. Biasanya bagian ini berisi profil singkat kamu. Usahakan untuk mencantumkan data seringkas mungkin di bagian ini dan jangan sampai seperti CV.
- Di bagian kedua adalah pengalaman kerja di perusahaan sebelumnya. Jelaskan apa posisimu di perusahaan terdahulu dan apa yang menjadi tanggung jawab kamu selama di sana.
Jika di pekerjaan lama kamu pernah menangani proyek, cantumkan dan jelaskan juga mengenai proyek tersebut. Hal ini akan menjadi nilai plus yang mungkin dapat membuat recruiter tertarik.
- Di bagian selanjutnya, kamu dapat melampirkan hasil karya yang telah kamu buat. Contohnya adalah gambar-gambar yang pernah kamu hasilkan jika melamar menjadi graphic designer di sebuah perusahaan.
- Cantumkan juga penilaian atau testimoni orang terhadap karya kamu, jika ada. Misalnya kamu melamar menjadi Android Developer di sebuah perusahaan. Kamu bisa mencantumkan penilaian pengguna di Playstore atas aplikasi yang berhasil kamu buat dan terbitkan di sana.
Sama seperti CV, tidak ada batasan jumlah halaman maksimal pada portofolio. Jadi, sebaiknya kamu memisahkan setiap kategori di atas di halaman yang berbeda agar memudahkan ketika membaca. Selain itu, portofolio yang kamu buat juga akan tampak lebih profesional.
Buat Desain yang Menarik
Berikan sentuhan desain agar portofolio milikmu tampak lebih menarik. Tidak perlu membuat desain yang terlalu heboh. Cukup berikan sentuhan warna yang berbeda untuk setiap judul atau poin agar lebih mudah dibaca. Tetaplah fokus pada isi portofolionya dibandingkan desainnya.
Jika ingin lebih mudah dalam pembuatan desain portofolio, gunakan saja online tools yang kini sudah bisa diakses dengan mudah.
Tips Untuk Fresh Graduate
Umumnya fresh graduate masih belum punya pengalaman kerja. Lalu bagaimana cara membuat portofolionya?
Tenang, kamu juga tetap bisa membuat portofolio yang menarik. Kamu bisa mengiri portofolio dengan hasil tugas-tugas yang pernah dikerjakan semasa kuliah. Pilih tugas yang relevan, pastinya.
Ketika kamu kuliah, biasanya ada program magang atau praktik kerja, bukan? Nah, pengalaman tersebut juga dapat kamu pakai di portofolio. Jadi, tidak perlu bingung lagi.
Cara membuat portofolio sebenarnya sangat mudah. Hal yang lebih sulit adalah ‘mengisi’ portofolio tersebut. Oleh sebab itu, perbanyaklah berkarya dan jangan ragu untuk mencoba magang atau internship di berbagai perusahaan jika ada kesempatan.
Baca Juga: 15+ Contoh Deskripsi Diri dalam CV Profesional yang Dilirik HRD
Binar Academy - Melamar pekerjaan yang membutuhkan skill seperti web programming, mobile app development, atau yang berkaitan dengan desain umumnya memerlukan portofolio. Namun masih banyak orang yang belum memahami cara membuat portofolio. Padahal fungsinya sangat penting.
Jika kamu juga belum mengetahui cara pembuatan portofolio, sebaiknya simak penjelasan lengkap di bawah. Setelah memahami semua penjelasannya, kamu dapat langsung mulai membuat portofolio.
Ketahui Bedanya Portofolio dan CV
Sebelum membahas lebih jauh, apakah kamu sudah tahu apa yang dimaksud dengan portofolio? Portofolio adalah dokumen yang memuat riwayat pengalaman seseorang di dunia kerja atau organisasi, hasil karya, hingga penghargaan yang pernah diraih.
Fungsi portofolio adalah memberikan lebih bayak informasi mengenai potensi diri seseorang, skill, pencapaian atau prestasi, dan pengalaman kerja sebelumnya secara lebih mendalam.
Perlu dipahami pula bahwa portofolio ini adalah dokumen yang berbeda dengan CV. Oleh karena itu, sebagian perusahaan meminta calon kandidatnya untuk melampirkan portofolio meski sudah memberikan daftar riwayat hidup. Berikut ini detail yang membedakan antara portofolio dengan CV.
Konten
Dilihat dari segi konten atau isi dokumen, antara CV dengan portofolio sudah sangat berbeda. CV atau daftar riwayat hidup lebih banyak berisi informasi mengenai data diri, mulai dari biodata, riwayat pendidikan, riwayat pekerjaan, penghargaan yang pernah diterima, hingga skill.
Sementara itu, portofolio lebih banyak berisi tentang karya atau hasil kerja seseorang yang dilakukan di tempat kerja sebelumnya atau selama dia menempuh pendidikan.
Kelengkapan Data
Jika dibandingkan antara CV dan portofolio, isi dari CV sebenarnya jauh lebih lengkap karena mencakup semua data. Data yang dimaksud mulai dari data diri, edukasi, karier, prestasi, hingga skill atau kemampuan. Namun pembahasan pada CV sangat dangkal dan sederhana.
Sebaliknya, portofolio memang tidak memberikan data selengkap CV. Umumnya, data yang dicantumkan adalah pengalaman kerja, hasil karya, serta prestasi yang relevan dengan pekerjaan incaran.
Kamu tidak perlu mencantumkan semua pengalaman kerja, prestasi, dan hasil karya yang pernah dibuat. Cantumkan saja yang paling relevan atau sesuai dengan pekerjaan incaran kamu. Namun pembahasan pada portofolio lebih detail dan mendalam.
Bisa disimpulkan bahwa sifat CV lebih umum sementara portofolio lebih spesifik atau detail.
Pembuktian
Ketika melamar pekerjaan, biasanya calon kandidat akan mengirimkan CV atau daftar riwayat hidup. Salah satu isinya adalah mengenai riwayat pekerjaan yang pernah dilakukan sebelumnya. Nah, untuk membuktikan hasil kerja kamu di perusahaan sebelumnya digunakanlah portofolio.
Sampai di sini, sudahkah kamu paham mengenai perbedaan antara portofolio dan CV? Jika sudah, mari kita beranjak ke pembahasan berikutnya.
Baca Juga: 6 Contoh Headline Linkedin dan Cara Membuatnya
Cara Membuat Portofolio yang Profesional
Portofolio diperlukan untuk menarik hati recruiter agar kamu direkrut dan bergabung di perusahaan. Oleh sebab itu, portofolio harus dibuat dengan semenarik mungkin. Di bawah ini terdapat 3 cara yang dapat kamu lakukan untuk membuat portofolio yang profesional dan menarik.
Tentukan Apa yang Akan Dicantumkan
Pertama, perhatikan perusahaan yang akan kamu tuju bergerak di bidang apa? Perhatikan kembali posisi yang kamu lamar lengkap dengan job description. Jika sudah memahami dua informasi penting ini, sekarang waktunya untuk menentukan apa saja yang akan kamu cantumkan pada portofolio.
Perlu diingat bahwa kamu tidak harus mencantumkan seluruh informasi pengalaman kerja, hasil karya, serta prestasi yang sudah pernah kamu raih. Kamu hanya perlu mencantumkan hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaan incaran.
Di tahap awal, sebaiknya kamu mencatat semua pengalaman kerja, prestasi, serta hasil karya yang sudah kamu buat. Selanjutnya, pilih dan pilah mana saja yang berhubungan dengan pekerjaan incaran kamu. Itulah yang nantinya akan dicantumkan di portofolio.
Pisahkan Informasi Menjadi Beberapa Kategori
Poin-poin yang sudah kamu pilah di langkah pertama tadi tentu berasal dari kategori yang berbeda, bukan? Kamu tidak bisa langsung mencantumkan semua itu secara acak. Pisahkan seluruh poin tersebut agar lebih mudah dibaca dan dipahami oleh recruiter.
Pemisahan kategori pada portofolio kurang lebih seperti ini:
- Informasi pribadi atau data diri. Biasanya bagian ini berisi profil singkat kamu. Usahakan untuk mencantumkan data seringkas mungkin di bagian ini dan jangan sampai seperti CV.
- Di bagian kedua adalah pengalaman kerja di perusahaan sebelumnya. Jelaskan apa posisimu di perusahaan terdahulu dan apa yang menjadi tanggung jawab kamu selama di sana.
Jika di pekerjaan lama kamu pernah menangani proyek, cantumkan dan jelaskan juga mengenai proyek tersebut. Hal ini akan menjadi nilai plus yang mungkin dapat membuat recruiter tertarik.
- Di bagian selanjutnya, kamu dapat melampirkan hasil karya yang telah kamu buat. Contohnya adalah gambar-gambar yang pernah kamu hasilkan jika melamar menjadi graphic designer di sebuah perusahaan.
- Cantumkan juga penilaian atau testimoni orang terhadap karya kamu, jika ada. Misalnya kamu melamar menjadi Android Developer di sebuah perusahaan. Kamu bisa mencantumkan penilaian pengguna di Playstore atas aplikasi yang berhasil kamu buat dan terbitkan di sana.
Sama seperti CV, tidak ada batasan jumlah halaman maksimal pada portofolio. Jadi, sebaiknya kamu memisahkan setiap kategori di atas di halaman yang berbeda agar memudahkan ketika membaca. Selain itu, portofolio yang kamu buat juga akan tampak lebih profesional.
Buat Desain yang Menarik
Berikan sentuhan desain agar portofolio milikmu tampak lebih menarik. Tidak perlu membuat desain yang terlalu heboh. Cukup berikan sentuhan warna yang berbeda untuk setiap judul atau poin agar lebih mudah dibaca. Tetaplah fokus pada isi portofolionya dibandingkan desainnya.
Jika ingin lebih mudah dalam pembuatan desain portofolio, gunakan saja online tools yang kini sudah bisa diakses dengan mudah.
Tips Untuk Fresh Graduate
Umumnya fresh graduate masih belum punya pengalaman kerja. Lalu bagaimana cara membuat portofolionya?
Tenang, kamu juga tetap bisa membuat portofolio yang menarik. Kamu bisa mengiri portofolio dengan hasil tugas-tugas yang pernah dikerjakan semasa kuliah. Pilih tugas yang relevan, pastinya.
Ketika kamu kuliah, biasanya ada program magang atau praktik kerja, bukan? Nah, pengalaman tersebut juga dapat kamu pakai di portofolio. Jadi, tidak perlu bingung lagi.
Cara membuat portofolio sebenarnya sangat mudah. Hal yang lebih sulit adalah ‘mengisi’ portofolio tersebut. Oleh sebab itu, perbanyaklah berkarya dan jangan ragu untuk mencoba magang atau internship di berbagai perusahaan jika ada kesempatan.