Kebutuhan konsumen semakin beragam, namun satu hal yang pasti konsumen membutuhkan solusi dari permasalahannya dengan lebih cepat. Urgensi ini semakin terasa semenjak Pandemi Covid 19 merubah cara kerja kita dengan bantuan teknologi. Sehingga perusahaan mulai berlomba-lomba untuk menjadi yang paling terdepan dalam digitalisasi proses bisnis dan memberikan pengalaman yang menyenangkan dengan teknologi yang dihadirkan.
Namun tidak bisa dipungkiri bahwa belum tentu semua perusahaan dapat mengadopsi transformasi digital dengan cepat, karena transformasi digital tidak hanya sebatas mengandalkan teknologi atau tools terkini. MIT Management School mengungkap 5 penyebab mengapa perusahaan kesulitan dengan transformasi digital:
- Berfokus hanya pada teknologi
Mayoritas anggota perusahaan hanya excited pada teknologinya saja, namun tidak disertai dengan upaya beradaptasi dalam transformasinya. Karyawan yang menyadari transformasi sama pentingnya dengan teknologi yang diadopsi, akan berusaha mempelajarinya untuk dapat membantu pekerjaannya dengan cara yang baru.
- Kesenjangan skill
Besarnya gap antara kemampuan karyawan saat ini dengan teknologi yang dihadirkan membuat perusahaan ragu untuk mencoba hal baru. Perusahaan juga merasa kesulitan untuk melatih ulang karyawannya.
- Komunikasi & kolaborasi yang buruk
Selain kesenjangan skill, umumnya perusahaan juga kesulitan untuk mengatasi permasalahan komunikasi antar tim yang memiliki idealisme dan pemahaman yang berbeda seperti tim tech dan tim bisnis / marketing. Hal ini yang paling menghambat transformasi digital dapat konsisten dijalankan, karena belum ada yang menjembatani komunikasi antara tim tech dan tim bisnis.
- Kurangnya budaya digital
Salah satu digital culture yang melekat dengan transformasi digital adalah melibatkan seluruh karyawan dalam inisiatif yang relevan dengan perannya. Sebagian besar perusahaan kesulitan untuk menerjemahkan apa yang ingin dilakukan dalam transisi menuju digitalisasi, sehingga hanya melibatkan orang-orang tertentu.
- Ekspektasi dan persaingan yang konstan
Ekspektasi terhadap standar yang ingin dicapai selalu diambil dari perusahaan yang paling berhasil atau yang paling terkenal. Peningkatan permintaan konsumen juga selalu diambil dari contoh perusahaan / penjual yang terbaik. Persaingan yang konstan ini membuat sebagian perusahaan bingung harus memulai dari mana.
Lalu bagaimana caranya menghadapi masalah di atas untuk bisa memulai transformasi digital di perusahaan? Transformasi digital tidak dilakukan dalam 1 hari atau 1 bulan, namun dilakukan sebagai proses yang berkelanjutan. Ada 5 cara yang patut dicoba agar proses transformasi digital dapat berjalan lebih terarah dan konsisten.
Ubah mindset dari product-centric menjadi customer-centric
Jika anda dapat memahami permasalahan dan kebutuhan customer dengan jelas, anda akan mengubah customer menjadi pelanggan jika anda bisa menawarkan pengalaman berbelanja / bertransaksi / berkonsultasi dan solusi lainnya dengan cara yang baru.
Transformasi digital lebih menekankan pada customer experience yang unik dan menyenangkan, daripada fitur produk yang dipromosikan.
Contoh dari konteks ini, jika anda punya bisnis FnB atau restoran, daripada memperbanyak varian menu cobalah untuk mengubah pengalaman pesan menu agar mengurangi antrian di kasir. Anda bisa menaruh menu di link dan menampilkan QR di meja pelanggan atau bekerjasama dengan vendor penyedia mesin pemesanan.
Buat inovasi digital untuk meningkatkan engagement
Konsumen masa kini mengharapkan toko dan bisnis memberikan akses yang dapat dipersonalisasi, cepat, murah, dan bahkan gratis. Selain itu mereka juga mengharapkan fitur-fitur yang dapat memberi diskon seperti poin, gamifikasi untuk mengumpulkan voucher, atau sistem referral yang dapat memberikan persenan bagi customer.
Karena itu pengusaha perlu beradaptasi dengan tren ini untuk meningkatkan engagement dengan konsumen agar tetap merasa dekat. Anda dapat memulai dengan memproduksi konten yang diunggah ke media sosial sebagai langkah awal yang mudah untuk membuat audience merasa terlibat.
Buat customer journey tanpa harus bergantung pada tim Tech
Saat ini ada banyak tools yang bersifat no-code yang memudahkan anda untuk membuat customer journey dan meningkatkan leads (calon pembeli) tanpa ngoding. Seperti landing page yang dapat di custom, email drip lewat tools CRM yang mudah dioperasikan, formulir sederhana sebagai sarana mendapat fresh leads, dan lain sebagainya.
Buatlah customer journey sesuai dengan fase dan intention pembeli agar informasi yang anda berikan di setiap journey nya dapat menggerakkan mereka untuk segera bertransaksi.
Mulailah mengautomasikan business process
Salah satu langkah dari transformasi digital adalah automasi. Cobalah mengevaluasi beberapa aktivitas atau business process yang dapat dikerjakan dengan sistem yang otomatis, entah yang selama ini masih kurang efektif karena banyak pengulangan atau yang belum menghasilkan performa yang signifikan.
Mulailah berkenalan dengan AI yang dapat membantu beberapa task sederhana yang membutuhkan waktu. Saat ini hampir semua platform maupun tools telah dilengkapi oleh fitur AI untuk menyempurnakan pekerjaan anda.
Berikan pelatihan atau upskilling karyawan sebagai investasi jangka panjang
Selain meningkatkan teknologi, pastinya kemampuan karyawan juga butuh dikembangkan. Pelatihan karyawan dipandang sebagai investasi, karena bermanfaat untuk meningkatkan retention dan mengurangi cost yang harus dikeluarkan untuk proses rekrutmen.
Kini anda tidak perlu menyusun kurikulum pelatihan dan mengatur semuanya sendiri, karena BINAR menyediakan Digital Talent Accelerator yang memfasilitasi perusahaan dengan pelatihan skill-skill digital terkini mulai dari engineering, product, hingga marketing semua yang anda butuhkan untuk mengoperasikan teknologi digital ada disini! Isi form ini untuk berkonsultasi dengan representative BINAR dan menceritakan kebutuhan anda.
Photo by Steve Johnson on Unsplash
Kebutuhan konsumen semakin beragam, namun satu hal yang pasti konsumen membutuhkan solusi dari permasalahannya dengan lebih cepat. Urgensi ini semakin terasa semenjak Pandemi Covid 19 merubah cara kerja kita dengan bantuan teknologi. Sehingga perusahaan mulai berlomba-lomba untuk menjadi yang paling terdepan dalam digitalisasi proses bisnis dan memberikan pengalaman yang menyenangkan dengan teknologi yang dihadirkan.
Namun tidak bisa dipungkiri bahwa belum tentu semua perusahaan dapat mengadopsi transformasi digital dengan cepat, karena transformasi digital tidak hanya sebatas mengandalkan teknologi atau tools terkini. MIT Management School mengungkap 5 penyebab mengapa perusahaan kesulitan dengan transformasi digital:
- Berfokus hanya pada teknologi
Mayoritas anggota perusahaan hanya excited pada teknologinya saja, namun tidak disertai dengan upaya beradaptasi dalam transformasinya. Karyawan yang menyadari transformasi sama pentingnya dengan teknologi yang diadopsi, akan berusaha mempelajarinya untuk dapat membantu pekerjaannya dengan cara yang baru.
- Kesenjangan skill
Besarnya gap antara kemampuan karyawan saat ini dengan teknologi yang dihadirkan membuat perusahaan ragu untuk mencoba hal baru. Perusahaan juga merasa kesulitan untuk melatih ulang karyawannya.
- Komunikasi & kolaborasi yang buruk
Selain kesenjangan skill, umumnya perusahaan juga kesulitan untuk mengatasi permasalahan komunikasi antar tim yang memiliki idealisme dan pemahaman yang berbeda seperti tim tech dan tim bisnis / marketing. Hal ini yang paling menghambat transformasi digital dapat konsisten dijalankan, karena belum ada yang menjembatani komunikasi antara tim tech dan tim bisnis.
- Kurangnya budaya digital
Salah satu digital culture yang melekat dengan transformasi digital adalah melibatkan seluruh karyawan dalam inisiatif yang relevan dengan perannya. Sebagian besar perusahaan kesulitan untuk menerjemahkan apa yang ingin dilakukan dalam transisi menuju digitalisasi, sehingga hanya melibatkan orang-orang tertentu.
- Ekspektasi dan persaingan yang konstan
Ekspektasi terhadap standar yang ingin dicapai selalu diambil dari perusahaan yang paling berhasil atau yang paling terkenal. Peningkatan permintaan konsumen juga selalu diambil dari contoh perusahaan / penjual yang terbaik. Persaingan yang konstan ini membuat sebagian perusahaan bingung harus memulai dari mana.
Lalu bagaimana caranya menghadapi masalah di atas untuk bisa memulai transformasi digital di perusahaan? Transformasi digital tidak dilakukan dalam 1 hari atau 1 bulan, namun dilakukan sebagai proses yang berkelanjutan. Ada 5 cara yang patut dicoba agar proses transformasi digital dapat berjalan lebih terarah dan konsisten.
Ubah mindset dari product-centric menjadi customer-centric
Jika anda dapat memahami permasalahan dan kebutuhan customer dengan jelas, anda akan mengubah customer menjadi pelanggan jika anda bisa menawarkan pengalaman berbelanja / bertransaksi / berkonsultasi dan solusi lainnya dengan cara yang baru.
Transformasi digital lebih menekankan pada customer experience yang unik dan menyenangkan, daripada fitur produk yang dipromosikan.
Contoh dari konteks ini, jika anda punya bisnis FnB atau restoran, daripada memperbanyak varian menu cobalah untuk mengubah pengalaman pesan menu agar mengurangi antrian di kasir. Anda bisa menaruh menu di link dan menampilkan QR di meja pelanggan atau bekerjasama dengan vendor penyedia mesin pemesanan.
Buat inovasi digital untuk meningkatkan engagement
Konsumen masa kini mengharapkan toko dan bisnis memberikan akses yang dapat dipersonalisasi, cepat, murah, dan bahkan gratis. Selain itu mereka juga mengharapkan fitur-fitur yang dapat memberi diskon seperti poin, gamifikasi untuk mengumpulkan voucher, atau sistem referral yang dapat memberikan persenan bagi customer.
Karena itu pengusaha perlu beradaptasi dengan tren ini untuk meningkatkan engagement dengan konsumen agar tetap merasa dekat. Anda dapat memulai dengan memproduksi konten yang diunggah ke media sosial sebagai langkah awal yang mudah untuk membuat audience merasa terlibat.
Buat customer journey tanpa harus bergantung pada tim Tech
Saat ini ada banyak tools yang bersifat no-code yang memudahkan anda untuk membuat customer journey dan meningkatkan leads (calon pembeli) tanpa ngoding. Seperti landing page yang dapat di custom, email drip lewat tools CRM yang mudah dioperasikan, formulir sederhana sebagai sarana mendapat fresh leads, dan lain sebagainya.
Buatlah customer journey sesuai dengan fase dan intention pembeli agar informasi yang anda berikan di setiap journey nya dapat menggerakkan mereka untuk segera bertransaksi.
Mulailah mengautomasikan business process
Salah satu langkah dari transformasi digital adalah automasi. Cobalah mengevaluasi beberapa aktivitas atau business process yang dapat dikerjakan dengan sistem yang otomatis, entah yang selama ini masih kurang efektif karena banyak pengulangan atau yang belum menghasilkan performa yang signifikan.
Mulailah berkenalan dengan AI yang dapat membantu beberapa task sederhana yang membutuhkan waktu. Saat ini hampir semua platform maupun tools telah dilengkapi oleh fitur AI untuk menyempurnakan pekerjaan anda.
Berikan pelatihan atau upskilling karyawan sebagai investasi jangka panjang
Selain meningkatkan teknologi, pastinya kemampuan karyawan juga butuh dikembangkan. Pelatihan karyawan dipandang sebagai investasi, karena bermanfaat untuk meningkatkan retention dan mengurangi cost yang harus dikeluarkan untuk proses rekrutmen.
Kini anda tidak perlu menyusun kurikulum pelatihan dan mengatur semuanya sendiri, karena BINAR menyediakan Digital Talent Accelerator yang memfasilitasi perusahaan dengan pelatihan skill-skill digital terkini mulai dari engineering, product, hingga marketing semua yang anda butuhkan untuk mengoperasikan teknologi digital ada disini! Isi form ini untuk berkonsultasi dengan representative BINAR dan menceritakan kebutuhan anda.
Photo by Steve Johnson on Unsplash