Employee Engagement: Solusi Karyawan Kutu Loncat
Siapa bilang jadi HR atau Talent Acquisition adalah pekerjaan yang mudah. Tahukah kamu, proses rekrutmen yang memakan waktu dan biaya yang tidak sedikit umumnya masih dihantui dengan karyawan yang gemar menjadi “kutu loncat.” Banyak orang bilang gaji yang lebih tinggi selalu jadi penyebab utama seseorang mudah berpindah, dari satu perusahaan ke perusahaan lainnya kurang dari kurun waktu 1 tahun. Tapi apakah penyebab itu valid dan tidak ada variabel lainnya? Dan kira-kira apa ya yang bisa jadi solusinya? Simak artikel ini hingga akhir untuk dapatkan jawabannya!
Faktanya kutu loncat atau kecenderungan berpindah perusahaan marak terjadi pada generasi Milenial / Gen Y (1981-1996) dan Gen Z (1997-2012). Limeade (2020) menjelaskan bahwa karyawan muda khususnya Gen Z dan Milenial rentan terkena burnout karena overwork dan underpaid, itu sebabnya mereka mudah berpindah tempat. Delloite (2022) juga membuktikan bahwa Milenial memiliki kecenderungan untuk bertahan paling lama 2 tahun pada satu perusahaan. Padahal generasi Milenial yang pada tahun 2022 ini berusia 26-40 tahun adalah generasi kerja yang paling ideal. Bayangkan jika kita sebagai HR / Talent Acquisition harus terus merekrut besar-besaran setiap 2 tahun, berapa banyak biaya dan waktu yang kita keluarkan?
Apakah Benar Gaji yang Lebih Tinggi Jadi Penyebab Kutu Loncat?
Achievers Workforce Institute merilis 4 penyebab paling umum mengapa karyawan di Amerika memilih untuk resign. Memang penyebab terbesarnya adalah untuk mendapat kompensasi dan benefit yang lebih baik, namun jika ditelusuri lebih jauh kompensasi dan benefit tidak hanya berbentuk uang. Selain itu terdapat variabel pendukung lainnya yang menjadi penyebab mengapa karyawan mengajukan resign, diantaranya untuk mendapatkan work life balance yang lebih baik, karena tempat kerja saat itu tidak mengakui karyawan dengan baik, dan menginginkan culture perusahaan yang lebih cocok.
Limeade (2020) juga menyebutkan
- 1 dari 3 karyawan yang resign karena merasa atasannya tidak peduli
- 1 dari 4 karyawan resign karena pimpinan perusahaan tidak memperlakukan karyawan dengan baik
- 1 dari 5 karyawan resign karena perusahaan tidak mampu mensejahterakan karyawan
Solusinya: Employee Engagement
Data sudah membuktikan bahwa kecenderungan karyawan menjadi seorang kutu loncat tidak hanya disebabkan gaji yang lebih menggiurkan, melainkan juga dipengaruhi variabel lainnya seperti burnout, work life balance, kepedulian antar karyawan, dan juga culture perusahaan. Pernahkah terpikir untuk membenahi fenomena kutu loncat dengan menerapkan employee engagement?
Employee engagement adalah upaya perusahaan dalam meningkatkan kepuasan dan loyalitas karyawannya demi kesuksesan organisasi. Ada lima hal beserta turunannya yang bisa kamu praktekan untuk menjaga loyalitas karyawan. Simak selengkapnya dengan download gratis di sini
Photo by Priscilla Du Preez on Unsplash