Digital Insights • Capacity Building
chevrons-down
Scroll to Read More

15 Jenis & Contoh Training Karyawan yang Berdampak pada Kinerja

Table of Content :

Training bukan hanya sarana untuk meningkatkan kemampuan kerja, tetapi juga cara untuk menumbuhkan rasa percaya diri, tanggung jawab, dan komitmen terhadap peran masing-masing. Ketika pelatihan disusun dengan baik, hasilnya dapat dirasakan langsung dalam produktivitas tim, efisiensi proses, maupun kepuasan kerja. 

Artikel ini akan membahas berbagai jenis training karyawan yang paling berdampak, lengkap dengan contoh penerapannya di dunia kerja.

1. Training Onboarding Karyawan Baru

Training onboarding berfungsi mempercepat adaptasi karyawan baru terhadap budaya, struktur, dan sistem kerja perusahaan. Melalui pelatihan ini, karyawan diperkenalkan pada visi, nilai, serta standar operasional agar mampu bekerja produktif sejak awal. Perusahaan yang memiliki onboarding terstruktur terbukti menekan turnover dan meningkatkan loyalitas karyawan.

Contohnya, perusahaan teknologi seperti Gojek menerapkan program onboarding digital dengan modul interaktif dan mentoring langsung dari senior. Hasilnya, karyawan baru lebih cepat memahami peran dan mampu berkontribusi nyata di minggu pertama mereka bekerja.

2. Training Kepemimpinan (Leadership Training)

Leadership training membantu karyawan potensial mengembangkan kemampuan memimpin, mengambil keputusan, serta membangun komunikasi yang efektif dengan tim. Pelatihan ini penting agar perusahaan memiliki leadership pipeline yang siap menggantikan posisi manajerial di masa depan.

Sebagai contoh, Unilever memiliki Future Leaders Programme yang melatih karyawan muda melalui simulasi proyek lintas divisi. Melalui pengalaman langsung tersebut, peserta belajar memimpin tim, mengelola tekanan, dan berpikir strategis dalam pengambilan keputusan.

3. Training Teknis dan Digitalisasi

Training teknis berfokus pada peningkatan keterampilan karyawan agar selaras dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan bisnis. Pelatihan ini meliputi penggunaan software kerja, pemahaman sistem ERP, hingga penerapan otomasi proses agar pekerjaan lebih efisien.

Sebagai ilustrasi, perusahaan manufaktur yang mengimplementasikan sistem Odoo ERP biasanya melatih staf operasional untuk memahami alur produksi digital. Hasilnya, proses pelaporan stok dan penjadwalan produksi menjadi lebih cepat, akurat, dan terintegrasi.

4. Training Soft Skills

Soft skills training membantu karyawan mengasah kemampuan interpersonal seperti komunikasi, teamwork, dan kecerdasan emosional. Pelatihan ini penting agar karyawan tidak hanya unggul dalam aspek teknis, tetapi juga mampu berkolaborasi dan beradaptasi dalam berbagai situasi kerja.

Contohnya, perusahaan konsultan kerap mengadakan effective communication workshop untuk tim sales dan support. Dengan latihan berbicara dan studi kasus, karyawan menjadi lebih percaya diri menghadapi klien dan mampu membangun hubungan profesional yang produktif.

5. Training Keselamatan Kerja

Training keselamatan kerja memastikan setiap karyawan memahami prosedur keamanan dan pencegahan risiko di lingkungan kerja. Pelatihan ini meliputi penggunaan alat pelindung diri, penanganan bahan berbahaya, serta langkah tanggap darurat.

Sebagai contoh, di industri konstruksi, perusahaan biasanya mewajibkan Safety Induction Training bagi seluruh pekerja baru sebelum masuk proyek. Program ini menurunkan risiko kecelakaan dan menciptakan budaya kerja yang lebih disiplin serta aman.

6. Training Manajemen Stres dan Kesejahteraan

Pelatihan manajemen stres membantu karyawan mengendalikan tekanan kerja agar produktivitas dan kesehatan mental tetap terjaga. Program ini biasanya mencakup teknik relaksasi, pengelolaan waktu, serta cara membangun keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. Dengan lingkungan kerja yang sehat, karyawan cenderung lebih fokus dan bersemangat dalam menjalankan tugas.

Sebagai contoh, beberapa perusahaan besar seperti Tokopedia menyediakan employee well-being program yang menggabungkan sesi mindfulness, olahraga bersama, dan konseling psikologis. Hasilnya, tingkat stres karyawan berkurang signifikan dan absensi karena kelelahan menurun dari tahun ke tahun.

7. Training Reskilling dan Upskilling

Reskilling dan upskilling menjadi strategi utama untuk memastikan karyawan tetap relevan di tengah perubahan teknologi. Reskilling berfokus pada pembelajaran keahlian baru agar karyawan dapat beralih peran, sementara upskilling memperdalam kompetensi yang sudah dimiliki agar performa meningkat.

Contohnya, perusahaan perbankan yang melakukan transformasi digital biasanya melatih staf operasional untuk memahami data analytics dan customer relationship tools. Dengan kemampuan baru ini, mereka tidak hanya mampu beradaptasi terhadap sistem digital, tetapi juga meningkatkan efisiensi pelayanan nasabah.

8. Training Manajemen Konflik

Pelatihan manajemen konflik membantu karyawan memahami cara mengidentifikasi, menganalisis, dan menyelesaikan perbedaan di tempat kerja secara konstruktif. Dengan kemampuan ini, hubungan antarindividu tetap harmonis, bahkan di tengah tekanan atau perbedaan pandangan.

Sebagai ilustrasi, perusahaan multinasional seperti IBM sering mengadakan conflict resolution workshop bagi manajer lintas departemen. Melalui simulasi kasus nyata, peserta belajar teknik mediasi dan komunikasi asertif yang dapat diterapkan langsung dalam menghadapi perbedaan kepentingan di tim.

9. Training Keterampilan Negosiasi

Training negosiasi membantu karyawan mengasah kemampuan berkomunikasi strategis agar mencapai kesepakatan yang menguntungkan tanpa merusak hubungan profesional. Pelatihan ini meliputi analisis situasi, penentuan posisi tawar, serta seni membaca lawan bicara dalam proses negosiasi.

Sebagai contoh, perusahaan distribusi atau FMCG sering melatih tim sales dan procurement melalui sales negotiation bootcamp. Program ini mengajarkan strategi praktis dalam bernegosiasi harga dengan klien besar atau vendor utama, sehingga hasil akhirnya lebih optimal bagi perusahaan.

10. Training Cybersecurity

Pelatihan keamanan siber kini menjadi kebutuhan penting bagi semua organisasi, bukan hanya tim IT. Training ini bertujuan meningkatkan kesadaran terhadap ancaman digital seperti phishing, kebocoran data, dan serangan malware, sekaligus mengajarkan praktik keamanan dalam penggunaan perangkat kerja.

Sebagai contoh, perusahaan keuangan seperti Bank Mandiri rutin mengadakan cyber awareness training untuk seluruh karyawan. Dalam sesi tersebut, peserta diajarkan mengenali email berbahaya, membuat kata sandi aman, dan menjaga kerahasiaan data nasabah,  langkah sederhana yang mampu mencegah kerugian besar akibat serangan siber.

11. Training Sales dan Pemasaran Digital

Pelatihan ini berfokus pada peningkatan kemampuan menjual dan memasarkan produk menggunakan strategi digital. Materinya mencakup digital advertising, analisis perilaku konsumen online, hingga penggunaan platform seperti Google Ads atau Meta Business Suite. Tujuannya agar tim sales mampu menjangkau pasar lebih luas dengan pendekatan yang terukur.

Sebagai contoh, perusahaan ritel seperti MAP Group melatih tim marketing-nya untuk memanfaatkan data customer journey dari media sosial dan e-commerce. Hasilnya, strategi promosi mereka menjadi lebih personal dan efektif, meningkatkan konversi penjualan hingga dua kali lipat dibanding metode konvensional.

12. Training Etika Bisnis

Etika bisnis membentuk dasar perilaku profesional di lingkungan kerja. Pelatihan ini menanamkan nilai integritas, tanggung jawab, dan kejujuran dalam pengambilan keputusan bisnis. Dengan memahami etika kerja, karyawan mampu menjaga reputasi perusahaan sekaligus membangun kepercayaan dari mitra maupun pelanggan.

Sebagai ilustrasi, perusahaan konsultan seperti Deloitte memiliki Code of Ethics Training tahunan bagi seluruh karyawan. Melalui studi kasus nyata, peserta diajak menilai situasi dilematis dan menentukan tindakan yang sesuai prinsip etika serta peraturan perusahaan.

13. Training Keberagaman dan Inklusi

Training ini bertujuan membangun kesadaran tentang pentingnya keberagaman (diversity) dan penerimaan (inclusion) di lingkungan kerja. Peserta diajak memahami perbedaan budaya, gender, maupun latar belakang, agar mampu berkolaborasi tanpa bias atau prasangka. Lingkungan yang inklusif terbukti meningkatkan kreativitas dan inovasi tim.

Contohnya, Grab Indonesia menerapkan program Inclusive Workplace Training untuk semua level karyawan. Program ini membantu peserta memahami komunikasi lintas budaya dan cara menciptakan ruang kerja yang aman bagi semua individu, terlepas dari latar belakang mereka.

14. Training Team Building

Team building bukan sekadar kegiatan rekreasi, tetapi sarana membangun kepercayaan, komunikasi, dan kolaborasi di antara anggota tim. Pelatihan ini biasanya berbentuk aktivitas kelompok seperti outbound, simulasi strategi, atau problem-solving games yang menekankan kerja sama dan kepemimpinan situasional.

Sebagai contoh, Astra International kerap mengadakan corporate camp yang menggabungkan tantangan fisik dan diskusi reflektif. Melalui kegiatan tersebut, peserta belajar pentingnya koordinasi dan tanggung jawab kolektif dalam mencapai tujuan bersama.

15. Training Produk dan Layanan Perusahaan

Pelatihan ini memastikan seluruh karyawan memahami detail produk dan layanan yang ditawarkan perusahaan. Tujuannya agar setiap individu — baik di lini penjualan, operasional, maupun layanan pelanggan — mampu memberikan informasi akurat dan pengalaman terbaik bagi konsumen.

Sebagai ilustrasi, perusahaan otomotif seperti Toyota mengadakan Product Knowledge Training sebelum peluncuran model baru. Dengan memahami fitur dan keunggulan kendaraan secara mendalam, tenaga penjual dapat menjawab pertanyaan pelanggan dengan percaya diri dan meningkatkan peluang penutupan penjualan.

Membangun SDM Unggul Bersama BINAR Capacity Building

Mengembangkan kompetensi karyawan kini menjadi kebutuhan utama bagi perusahaan yang ingin bertahan dan berkembang di tengah perubahan industri. Namun, keberhasilan pelatihan tidak hanya bergantung pada materi, melainkan juga pada metode dan relevansinya terhadap kebutuhan bisnis.  

Di sinilah BINAR Capacity Building menjadi mitra strategis training karyawan bagi organisasi yang ingin membangun SDM unggul dengan pendekatan modern dan berorientasi hasil.

Dengan kurikulum yang selalu diperbarui dan pendekatan berbasis praktik, peserta tidak hanya memahami teori, tetapi juga mampu menerapkannya langsung di tempat kerja.

Beberapa keunggulan BINAR Capacity Building:

  • Program yang terukur dan relevan,  dirancang sesuai kebutuhan dan sasaran bisnis.
  • Mentor dari praktisi industri, memberikan wawasan dan studi kasus nyata.
  • Format pelatihan fleksibel, tersedia opsi tatap muka, daring, atau hybrid.
  • Pendekatan berbasis hasil, dilengkapi evaluasi pasca-pelatihan untuk mengukur dampak terhadap produktivitas.

Melalui program ini, banyak organisasi telah merasakan peningkatan performa tim dan efektivitas kerja. Pendekatan yang adaptif dan terarah membuat pelatihan bukan sekadar agenda rutin, melainkan investasi strategis untuk memperkuat daya saing perusahaan dalam jangka panjang. 

Dengan BINAR, pengembangan SDM menjadi langkah nyata menuju transformasi organisasi yang lebih kompeten, inovatif, dan siap menghadapi tantangan masa depan. Hubungi tim kami untuk cari tau jenis training karyawan yang cocok untuk perusahaan Anda!

Training bukan hanya sarana untuk meningkatkan kemampuan kerja, tetapi juga cara untuk menumbuhkan rasa percaya diri, tanggung jawab, dan komitmen terhadap peran masing-masing. Ketika pelatihan disusun dengan baik, hasilnya dapat dirasakan langsung dalam produktivitas tim, efisiensi proses, maupun kepuasan kerja. 

Artikel ini akan membahas berbagai jenis training karyawan yang paling berdampak, lengkap dengan contoh penerapannya di dunia kerja.

1. Training Onboarding Karyawan Baru

Training onboarding berfungsi mempercepat adaptasi karyawan baru terhadap budaya, struktur, dan sistem kerja perusahaan. Melalui pelatihan ini, karyawan diperkenalkan pada visi, nilai, serta standar operasional agar mampu bekerja produktif sejak awal. Perusahaan yang memiliki onboarding terstruktur terbukti menekan turnover dan meningkatkan loyalitas karyawan.

Contohnya, perusahaan teknologi seperti Gojek menerapkan program onboarding digital dengan modul interaktif dan mentoring langsung dari senior. Hasilnya, karyawan baru lebih cepat memahami peran dan mampu berkontribusi nyata di minggu pertama mereka bekerja.

2. Training Kepemimpinan (Leadership Training)

Leadership training membantu karyawan potensial mengembangkan kemampuan memimpin, mengambil keputusan, serta membangun komunikasi yang efektif dengan tim. Pelatihan ini penting agar perusahaan memiliki leadership pipeline yang siap menggantikan posisi manajerial di masa depan.

Sebagai contoh, Unilever memiliki Future Leaders Programme yang melatih karyawan muda melalui simulasi proyek lintas divisi. Melalui pengalaman langsung tersebut, peserta belajar memimpin tim, mengelola tekanan, dan berpikir strategis dalam pengambilan keputusan.

3. Training Teknis dan Digitalisasi

Training teknis berfokus pada peningkatan keterampilan karyawan agar selaras dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan bisnis. Pelatihan ini meliputi penggunaan software kerja, pemahaman sistem ERP, hingga penerapan otomasi proses agar pekerjaan lebih efisien.

Sebagai ilustrasi, perusahaan manufaktur yang mengimplementasikan sistem Odoo ERP biasanya melatih staf operasional untuk memahami alur produksi digital. Hasilnya, proses pelaporan stok dan penjadwalan produksi menjadi lebih cepat, akurat, dan terintegrasi.

4. Training Soft Skills

Soft skills training membantu karyawan mengasah kemampuan interpersonal seperti komunikasi, teamwork, dan kecerdasan emosional. Pelatihan ini penting agar karyawan tidak hanya unggul dalam aspek teknis, tetapi juga mampu berkolaborasi dan beradaptasi dalam berbagai situasi kerja.

Contohnya, perusahaan konsultan kerap mengadakan effective communication workshop untuk tim sales dan support. Dengan latihan berbicara dan studi kasus, karyawan menjadi lebih percaya diri menghadapi klien dan mampu membangun hubungan profesional yang produktif.

5. Training Keselamatan Kerja

Training keselamatan kerja memastikan setiap karyawan memahami prosedur keamanan dan pencegahan risiko di lingkungan kerja. Pelatihan ini meliputi penggunaan alat pelindung diri, penanganan bahan berbahaya, serta langkah tanggap darurat.

Sebagai contoh, di industri konstruksi, perusahaan biasanya mewajibkan Safety Induction Training bagi seluruh pekerja baru sebelum masuk proyek. Program ini menurunkan risiko kecelakaan dan menciptakan budaya kerja yang lebih disiplin serta aman.

6. Training Manajemen Stres dan Kesejahteraan

Pelatihan manajemen stres membantu karyawan mengendalikan tekanan kerja agar produktivitas dan kesehatan mental tetap terjaga. Program ini biasanya mencakup teknik relaksasi, pengelolaan waktu, serta cara membangun keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. Dengan lingkungan kerja yang sehat, karyawan cenderung lebih fokus dan bersemangat dalam menjalankan tugas.

Sebagai contoh, beberapa perusahaan besar seperti Tokopedia menyediakan employee well-being program yang menggabungkan sesi mindfulness, olahraga bersama, dan konseling psikologis. Hasilnya, tingkat stres karyawan berkurang signifikan dan absensi karena kelelahan menurun dari tahun ke tahun.

7. Training Reskilling dan Upskilling

Reskilling dan upskilling menjadi strategi utama untuk memastikan karyawan tetap relevan di tengah perubahan teknologi. Reskilling berfokus pada pembelajaran keahlian baru agar karyawan dapat beralih peran, sementara upskilling memperdalam kompetensi yang sudah dimiliki agar performa meningkat.

Contohnya, perusahaan perbankan yang melakukan transformasi digital biasanya melatih staf operasional untuk memahami data analytics dan customer relationship tools. Dengan kemampuan baru ini, mereka tidak hanya mampu beradaptasi terhadap sistem digital, tetapi juga meningkatkan efisiensi pelayanan nasabah.

8. Training Manajemen Konflik

Pelatihan manajemen konflik membantu karyawan memahami cara mengidentifikasi, menganalisis, dan menyelesaikan perbedaan di tempat kerja secara konstruktif. Dengan kemampuan ini, hubungan antarindividu tetap harmonis, bahkan di tengah tekanan atau perbedaan pandangan.

Sebagai ilustrasi, perusahaan multinasional seperti IBM sering mengadakan conflict resolution workshop bagi manajer lintas departemen. Melalui simulasi kasus nyata, peserta belajar teknik mediasi dan komunikasi asertif yang dapat diterapkan langsung dalam menghadapi perbedaan kepentingan di tim.

9. Training Keterampilan Negosiasi

Training negosiasi membantu karyawan mengasah kemampuan berkomunikasi strategis agar mencapai kesepakatan yang menguntungkan tanpa merusak hubungan profesional. Pelatihan ini meliputi analisis situasi, penentuan posisi tawar, serta seni membaca lawan bicara dalam proses negosiasi.

Sebagai contoh, perusahaan distribusi atau FMCG sering melatih tim sales dan procurement melalui sales negotiation bootcamp. Program ini mengajarkan strategi praktis dalam bernegosiasi harga dengan klien besar atau vendor utama, sehingga hasil akhirnya lebih optimal bagi perusahaan.

10. Training Cybersecurity

Pelatihan keamanan siber kini menjadi kebutuhan penting bagi semua organisasi, bukan hanya tim IT. Training ini bertujuan meningkatkan kesadaran terhadap ancaman digital seperti phishing, kebocoran data, dan serangan malware, sekaligus mengajarkan praktik keamanan dalam penggunaan perangkat kerja.

Sebagai contoh, perusahaan keuangan seperti Bank Mandiri rutin mengadakan cyber awareness training untuk seluruh karyawan. Dalam sesi tersebut, peserta diajarkan mengenali email berbahaya, membuat kata sandi aman, dan menjaga kerahasiaan data nasabah,  langkah sederhana yang mampu mencegah kerugian besar akibat serangan siber.

11. Training Sales dan Pemasaran Digital

Pelatihan ini berfokus pada peningkatan kemampuan menjual dan memasarkan produk menggunakan strategi digital. Materinya mencakup digital advertising, analisis perilaku konsumen online, hingga penggunaan platform seperti Google Ads atau Meta Business Suite. Tujuannya agar tim sales mampu menjangkau pasar lebih luas dengan pendekatan yang terukur.

Sebagai contoh, perusahaan ritel seperti MAP Group melatih tim marketing-nya untuk memanfaatkan data customer journey dari media sosial dan e-commerce. Hasilnya, strategi promosi mereka menjadi lebih personal dan efektif, meningkatkan konversi penjualan hingga dua kali lipat dibanding metode konvensional.

12. Training Etika Bisnis

Etika bisnis membentuk dasar perilaku profesional di lingkungan kerja. Pelatihan ini menanamkan nilai integritas, tanggung jawab, dan kejujuran dalam pengambilan keputusan bisnis. Dengan memahami etika kerja, karyawan mampu menjaga reputasi perusahaan sekaligus membangun kepercayaan dari mitra maupun pelanggan.

Sebagai ilustrasi, perusahaan konsultan seperti Deloitte memiliki Code of Ethics Training tahunan bagi seluruh karyawan. Melalui studi kasus nyata, peserta diajak menilai situasi dilematis dan menentukan tindakan yang sesuai prinsip etika serta peraturan perusahaan.

13. Training Keberagaman dan Inklusi

Training ini bertujuan membangun kesadaran tentang pentingnya keberagaman (diversity) dan penerimaan (inclusion) di lingkungan kerja. Peserta diajak memahami perbedaan budaya, gender, maupun latar belakang, agar mampu berkolaborasi tanpa bias atau prasangka. Lingkungan yang inklusif terbukti meningkatkan kreativitas dan inovasi tim.

Contohnya, Grab Indonesia menerapkan program Inclusive Workplace Training untuk semua level karyawan. Program ini membantu peserta memahami komunikasi lintas budaya dan cara menciptakan ruang kerja yang aman bagi semua individu, terlepas dari latar belakang mereka.

14. Training Team Building

Team building bukan sekadar kegiatan rekreasi, tetapi sarana membangun kepercayaan, komunikasi, dan kolaborasi di antara anggota tim. Pelatihan ini biasanya berbentuk aktivitas kelompok seperti outbound, simulasi strategi, atau problem-solving games yang menekankan kerja sama dan kepemimpinan situasional.

Sebagai contoh, Astra International kerap mengadakan corporate camp yang menggabungkan tantangan fisik dan diskusi reflektif. Melalui kegiatan tersebut, peserta belajar pentingnya koordinasi dan tanggung jawab kolektif dalam mencapai tujuan bersama.

15. Training Produk dan Layanan Perusahaan

Pelatihan ini memastikan seluruh karyawan memahami detail produk dan layanan yang ditawarkan perusahaan. Tujuannya agar setiap individu — baik di lini penjualan, operasional, maupun layanan pelanggan — mampu memberikan informasi akurat dan pengalaman terbaik bagi konsumen.

Sebagai ilustrasi, perusahaan otomotif seperti Toyota mengadakan Product Knowledge Training sebelum peluncuran model baru. Dengan memahami fitur dan keunggulan kendaraan secara mendalam, tenaga penjual dapat menjawab pertanyaan pelanggan dengan percaya diri dan meningkatkan peluang penutupan penjualan.

Membangun SDM Unggul Bersama BINAR Capacity Building

Mengembangkan kompetensi karyawan kini menjadi kebutuhan utama bagi perusahaan yang ingin bertahan dan berkembang di tengah perubahan industri. Namun, keberhasilan pelatihan tidak hanya bergantung pada materi, melainkan juga pada metode dan relevansinya terhadap kebutuhan bisnis.  

Di sinilah BINAR Capacity Building menjadi mitra strategis training karyawan bagi organisasi yang ingin membangun SDM unggul dengan pendekatan modern dan berorientasi hasil.

Dengan kurikulum yang selalu diperbarui dan pendekatan berbasis praktik, peserta tidak hanya memahami teori, tetapi juga mampu menerapkannya langsung di tempat kerja.

Beberapa keunggulan BINAR Capacity Building:

  • Program yang terukur dan relevan,  dirancang sesuai kebutuhan dan sasaran bisnis.
  • Mentor dari praktisi industri, memberikan wawasan dan studi kasus nyata.
  • Format pelatihan fleksibel, tersedia opsi tatap muka, daring, atau hybrid.
  • Pendekatan berbasis hasil, dilengkapi evaluasi pasca-pelatihan untuk mengukur dampak terhadap produktivitas.

Melalui program ini, banyak organisasi telah merasakan peningkatan performa tim dan efektivitas kerja. Pendekatan yang adaptif dan terarah membuat pelatihan bukan sekadar agenda rutin, melainkan investasi strategis untuk memperkuat daya saing perusahaan dalam jangka panjang. 

Dengan BINAR, pengembangan SDM menjadi langkah nyata menuju transformasi organisasi yang lebih kompeten, inovatif, dan siap menghadapi tantangan masa depan. Hubungi tim kami untuk cari tau jenis training karyawan yang cocok untuk perusahaan Anda!

Find Another article

Table of Content
arrow down

Connect With Us Here

Our representative team will contact you soon
BINAR Contribution to SDG’s Impact
Promenade 20, Unit L, Jl. Bangka Raya No.20,

Kec. Mampang Prapatan,
Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12720
021 397 11642
Promenade 20, Unit L, Jl. Bangka Raya No.20,

Kec. Mampang Prapatan,
Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12720
021 397 11642
© 2016 - 2024, PT. Lentera Bangsa Benderang
Follow us in Social Media
Youtube IconInstagram IconFacebook  IconLinkedIn  Icon
Hi! 👋🏼  
Kamu bisa konsultasi kebutuhanmu di BINAR via WhatsApp ya