Digital Insights • UI/UX
Scroll to Read More

Profesi UI/UX Designer: Jobdesc, Skillset, Karir, dan Tools

Table of Content :

UI/UX Designer merupakan profesi digital yang semakin berkembang seiring dengan banyaknya aplikasi dan website yang semakin beragam. Profesi ini sudah bukan menjadi profesi yang asing bagi sebagian orang, bahkan beberapa orang ingin terjun menjadi UI/UX Design. Apakah kamu salah satunya?

Artikel ini akan membahas bagaimana cara menjadi UI/UX Designer melalui definisi dan pemahaman tentang profesi UI/UX Designer, jobdesc, skillset yang harus dimiliki, jenjang karir, dan tools UI/UX yang digunakan sehari-hari.

Simak sampai akhir untuk menemukan materi gratis belajar UI/UX Design & Research secara komprehensif dan awam friendly!

Apa itu UI UX Designer

Sebelum mengetahui lebih lanjut tentang profesi UI/UX Designer, kamu wajib memahami apa itu user experience dan apa itu user interface. Konteks user dalam user experience dan user interface adalah pengguna sistem atau produk.

User experience / UX adalah kesan dan perasaan yang dialami pengguna ketika menggunakan suatu produk. User experience juga bisa dipahami sebagai persepsi dan tanggapan seseorang dari pengalaman penggunaan produk / sistem / layanan. 

User interface / UI adalah desain tampilan sistem atau produk yang disesuaikan untuk user dalam hal estetika. User interface lebih berkaitan dengan lapisan terluar tampilan produk, sehingga UI berperan untuk mendukung keutuhan desain yang intuitif dan fungsional secara estetis.

Sehingga dapat disimpulkan, tujuan utama seorang UI/UX Designer adalah merancang interaksi dan desain tampilan yang intuitif. 

UI/UX Designer adalah profesi yang mendesain sistem atau produk yang berfokus pada karakteristik manusia atau human-centered design, dengan estetika yang disesuaikan pada user untuk menjadi lebih intuitif dan fungsional.

Jobdesc UI UX Designer & Jenjang Karirnya

Supaya dapat mendesain sistem atau produk yang intuitif dan fungsional, UI/UX Designer punya beberapa jobdesk yang terangkum dalam Design Thinking Process. Apa itu design thinking?

Design thinking adalah proses iterasi yang berulang untuk memahami user, menantang asumsi, mendefinisikan ulang suatu masalah, dan membuat solusi inovatif untuk prototipe dan testing. Terdapat 5 fase dalam design thinking: Empathize, Define, Ideate, Prototype dan Test yang menjadi metode / pendekatan untuk mengupas masalah dan mencari tahu kebutuhan user.

proses design thingking & jobdesk UI UX Designer
Credits: Turn STEM to STEAM With the Design Thinking Process

  1. Empathize

Tahap pertama merupakan tahap UI/UX Designer dan UX Researcher untuk memahami user dengan cara melakukan riset dengan wawancara, survey, dan metode pengumpulan data lainnya. Namun sebenarnya tahap ini lebih dari sekedar riset user, tapi betul-betul memahami user dengan mengobservasi perilakunya, membangun engagement dengan user, mendengarkan user, dan memahami perspektif user sebagai pengguna produk kita.

  1. Define

Tahap kedua, UI/UX Designer akan menentukan tujuan dan masalah yang ingin diselesaikan dari hasil analisa data di tahap pertama. Kamu akan membuat problem statement yang spesifik, sehingga dapat menentukan goals yang jelas. Pada tahap ini UI/UX Designer akan membuat user persona atau customer journey map yang dapat membantu memetakan alur penggunaan produk / sistem dari touchpoint pertama sampai akhir berdasarkan persona yang dibuat. 

  1. Ideation

Pada tahap ini UI/UX Designer akan melakukan ideasi / brainstorming dengan stakeholder terkait untuk menghasilkan ide-ide yang bisa menjadi wujud dari goals yang sudah ditetapkan sekaligus solusi bagi permasalahan yang diangkat. Dalam proses ini kamu akan banyak membuat rancangan lewat mindmapping, sketsa, bodystorming atau peragaan, dan prototype; semua yang bertujuan untuk membuat ide menjadi wujud yang nyata.

  1. Prototyping

Prototype sebenarnya salah satu cara yang bisa dilakukan dalam proses Ideation, namun tahap ini secara khusus digunakan untuk merancang produk yang masih kasar atau belum final. UI/UX Designer seringkali menyebut tahap ini sebagai wireframing karena juga menyusun arsitektur informasi prototype website atau aplikasi.

  1. Testing

Setelah menyelesaikan tahap prototyping, berikutnya UI/UX Designer akan melakukan testing menggunakan prototype yang sudah dibuat untuk digunakan oleh user dan melihat respon serta menggali feedback dari mereka untuk kemudian dikembangkan lagi. Poin penting dari tahap ini adalah menggali feedback dan kritik / saran sebanyak mungkin, karena tahap ini akan menentukan bagaimana produk yang sesungguhnya nanti bisa menjawab kebutuhan user.

Setelah menyelesaikan kelima tahap design thinking, UI/UX Designer akan membuat desain yang final dan berkolaborasi dengan tim developer / software engineer untuk implementasi desain tersebut di dalam aplikasi atau website.

Jenjang Karir UI UX Designer

Ada berbagai versi jenjang karir UI/UX designer di setiap perusahaan namun pada umumnya UI/UX designer mempunyai jenjang karir seperti ini:

  1. Junior UI/UX Designer
  2. Senior UI/UX Designer
  3. Lead UX Designer
  4. Principal UX Designer
  5. UX Director

Selain itu career path UI/UX Designer juga bisa bercabang ke beberapa profesi yang lebih spesialis namun masih di satu rumpun yang mirip yaitu:

  1. UX Writer
  2. UX Researcher
  3. Product Designer
  4. UX Engineer
  5. Information Architect
  6. UX Consultant

Skillset yang Harus Dimiliki UI UX Designer

Pastinya UI UX Designer membutuhkan hard skill / technical skill dan juga soft skill untuk menjadikan UI/UX Designer yang ahli. Kita akan bahas tiap skill dari hard skill dan soft skill yang wajib dimiliki UI/UX Designer:

Hard Skill UI/UX Designer:

  1. Wireframing, Prototyping, Users Flow, Mock Up

Dalam pengembangan produk dibutuhkan sebuah gambaran yang bisa menerjemahkan ide-ide yang sudah disusun. Untuk itu dibutuhkan beberapa tahap perancangan dengan berbagai metode yaitu wireframing, prototyping, users flow, dan mock up. Kita akan bahas satu per satu.

  1. Wireframing adalah kerangka layout website atau aplikasi tanpa desain visual yang digunakan untuk memprioritaskan elemen di suatu halaman. Dalam proses wireframing kamu akan mengatur tata letak elemen seperti posisi header, banner/ key visual, button, link, posisi text, dan lain-lain sesuai kebutuhan user.
  2. Mock Up adalah rancangan layout website atau aplikasi yang sudah menggunakan desain visual dengan sentuhan warna, jenis font, ikon, elemen navigasi, animasi bergerak, dan elemen-elemen visual lainnya yang semakin menghidupkan produk. Mock Up dibuat setelah membuat wireframe untuk dijadikan landasan bagi product manager dalam mengambil keputusan.
  3. Prototyping adalah sampel atau simulasi produk final yang digunakan untuk testing dan mengumpulkan feedback. Prototype dibuat dari wireframe dan mock up yang dikembangkan semirip mungkin dengan produk final. Setelah testing selesai dilakukan dan feedback sudah dijadikan bahan revisi, prototype akan diserahkan ke tim developer untuk dikembangkan menjadi produk final.
  4. Users flow adalah peta yang dibuat untuk menggambarkan urutan langkah-langkah yang dilakukan user ketika menggunakan produk. Peta ini berfungsi sebagai gambaran nyata dari perspektif user, sehingga UI/UX designer dapat membuat desain dan interaksi yang sesuai dengan kondisi user di setiap tahapannya.
  1. Desain Visual 

Desain visual menjadi skill yang penting bagi UI/UX Designer untuk menyampaikan komunikasi visual yang sesuai dan mendesain tampilan interface yang intuitif dan fungsional. Skill desain visual akan terlihat dalam pemilihan font, tipografi, warna, gambar, bentuk elemen, layout / tata letak, penyusunan logo, dan elemen visual lainnya.

  1. UX Research & Testing

Seperti yang dijelaskan dalam jobdesk UI/UX Designer di atas, pekerjaan UI/UX Designer tidak hanya berputar pada desain visual namun juga banyak menghabiskan waktu untuk mempelajari user dari segi behaviornya, keinginannya, kebutuhannya, dan persona user itu sendiri. Sehingga skill basic UX Research juga diperlukan untuk melengkapi profesi ini. Selain itu UI/UX Designer juga harus memiliki objektivitas dalam melakukan usability testing yakni mengevaluasi keberhasilan dan mengolah feedback dari user untuk menjadi bahan perbaikan.

  1. Information Architecture

Information Architecture (IA) adalah pengaturan dan penataan konten secara efektif, sehingga dapat memunculkan informasi pada user dalam bentuk kolom, desain, bagan yang terstruktur. Jika UI/UX Designer menghasilkan desain yang tepat, maka IA akan membantu pengguna menemukan informasi yang mereka cari. UI/UX Designer dapat memfasilitasi user dengan memahami di mana mereka berada, ke mana mereka harus pergi, dan apa interaksi yang harus dilakukan selanjutnya.

  1. Agile Methodology

Agile dalam konteks UI/UX Design adalah sebuah metode atau pendekatan dalam project management yang digunakan untuk mengembangkan software (produk) yang bersifat iteratif / berulang.

Baca Lebih Lanjut tentang Agile Metode Agile: Pengertian, Tujuan, dan Prinsipnya

  1. UX Writing

Basic skill yang tak kalah pentingnya bagi UI/UX Designer adalah skill UX Writing. Meskipun dalam beberapa perusahaan berskala besar atau dalam tim produk yang sudah memiliki dedicated UX Writer, namun UI/UX Designer wajib setidaknya memahami prinsip yang digunakan dalam membuat micro copy. Hal ini digunakan untuk memberikan brief yang jelas pada UX Writer ataupun menyusun micro copy secara jelas dan ringkas.

Soft Skill UI/UX Designer:

  1. Empati

Inilah skill yang membedakan UI/UX Designer dengan desainer grafis. Empati adalah kemampuan untuk memahami orang lain lewat pikiran, perasaan, dan keadaan emosionalnya. Kemampuan ini dibutuhkan UI/UX designer untuk mengesampingkan ego dan idealismenya agar mampu mendapat wawasan tentang kebutuhan user. 

Kamu bisa melatih skill ini dengan lebih banyak mendengarkan orang lain, belajar menjadi observer yang lebih baik, meningkatkan rasa peduli hingga hal terkecil, dan selalu rendah hati. 

  1. Kolaborasi Antar Tim

Terlihat dari jobdesk dan hard skill yang dijelaskan tadi, UI/UX designer akan banyak bekerja sama dengan banyak stakeholder seperti user, product manager, UX researcher, UX writer, tim developer (utamanya frontend engineer), dan masih banyak lainnya yang mungkin berkaitan. Maka dari itu, kolaborasi dan kerjasama antar tim menjadi skill yang wajib dimiliki UI/UX designer yang handal.

Belajarlah untuk saling mempercayai satu sama lain dan membagi tanggung jawab bersama, karena UI/UX designer tidak akan pernah bisa bekerja sendiri.

  1. Komunikasi

Jika banyak berkolaborasi dengan berbagai tim, artinya UI/UX designer juga dituntut untuk punya skill komunikasi yang mahir. UI/UX designer akan banyak melakukan presentasi, brainstorming, dan menulis micro copy maupun menulis dokumen lainnya. Maka dibutuhkan kemampuan public speaking, kemampuan mengutarakan pendapat dan menyangkal pendapat jika tidak relevan, dan juga kemampuan komunikasi tertulis yang ringkas.

  1. Problem Solving

UI/UX designer yang mahir adalah mereka yang setiap hari berhadapan dengan masalah namun selalu bisa menemukan solusi atau alternatif dari sebuah permasalahan. Tidak hanya itu, mereka juga jeli melihat permasalahan sekecil apapun untuk bisa menjadi ide pengembangan sebuah produk. Dibutuhkan kreativitas dan kemampuan melihat masalah dari berbagai perspektif, untuk bisa menjadi seorang problem solver yang handal. Jam terbang juga akan mengiringi skill ini.

  1. Continuous Learner

Tidak hanya UI/UX designer, semua profesi dan seorang praktisi yang handal akan punya semangat continuous learner yaitu menjadi pembelajar terus menerus. Selalu penasaran dengan hal baru, mengikuti trend desain terkini, membaca, mendengarkan podcast, menonton film yang relevan dengan profesi yang digeluti, belajar dari senior, adalah contoh continuous learning yang bisa kita lakukan.

Tools yang Digunakan UI UX Designer Sehari-hari

  1. Figma

Figma adalah design collaborative tools digunakan untuk mendesain tampilan interface dan key visual lainnya. Figma merupakan tools standar yang digunakan UI/UX designer karena sifatnya yang kolaboratif, artinya dapat diakses dan diedit oleh siapapun yang memiliki akses tanpa harus mengunduh aset terlebih dulu. Figma juga bersifat web based jadi sangat memudahkan tim untuk mengakses dimanapun kapanpun.

  1. Adobe XD

Adobe XD adalah tools yang umum digunakan untuk desain prototype dan mock up serta key visual lainnya. Bedanya dengan Figma, Adobe XD bersifat desktop application sehingga tidak bisa diakses secara online lewat browser seperti Figma. Beberapa UI/UX designer masih menggunakan Adobe XD untuk memanfaatkan fitur yang mungkin belum ada di dalam Figma.

  1. Miro

Miro adalah virtual whiteboard yang sering digunakan dalam proses ideasi / brainstorming secara kolaboratif. Miro menyediakan berbagai fitur yang dapat kita gunakan untuk menggambar, mewarnai, membuat gambaran sederhana dari ide, dan proses diskusi lainnya.

  1. Jira

Jira adalah project management software yang umum digunakan tim product dan developer untuk menghubungkan pekerjaan mereka. Banyaknya request, BAU (business as usual), adhoc, dan pekerjaan-pekerjaan lainnya yang dilakukan tim product membuat Jira banyak dipakai untuk memprioritaskan, melacak progres, dan mengatur proses development mereka.

Cara Menjadi UI UX Designer

Sampai di sini apakah kamu tertarik menjadi UI/UX Designer? Kamu bisa menjadi UI/UX designer dari cara yang gratis hingga intensif di BINAR!

BINAR Bootcamp akan membimbing kamu untuk menjadi UI/UX Designer & Researcher yang handal mulai dari nol hingga mahir dan disalurkan kerja. 

Jika kamu tidak punya background UI/UX Designer sebelumnya atau merasa kurang kreatif, jangan takut; karena materi BINAR Bootcamp terbukti awam friendly dan menyenangkan untuk dipelajari lewat animasi dan fasilitator yang handal!

Kamu juga bisa mengikuti BINAR 101 khususnya UI/UX Research & Design 101 secara GRATIS! Dipandu langsung dengan Alamanda Shantika, Founder & CEO BINAR.

Atau kalau kamu lebih suka belajar mandiri, kamu juga bisa akses materi GRATIS Bootcamp UI/UX Design & Research di silver material dalam aplikasi BINAR. Yuk download aplikasi BINAR sekarang!

UI/UX Designer merupakan profesi digital yang semakin berkembang seiring dengan banyaknya aplikasi dan website yang semakin beragam. Profesi ini sudah bukan menjadi profesi yang asing bagi sebagian orang, bahkan beberapa orang ingin terjun menjadi UI/UX Design. Apakah kamu salah satunya?

Artikel ini akan membahas bagaimana cara menjadi UI/UX Designer melalui definisi dan pemahaman tentang profesi UI/UX Designer, jobdesc, skillset yang harus dimiliki, jenjang karir, dan tools UI/UX yang digunakan sehari-hari.

Simak sampai akhir untuk menemukan materi gratis belajar UI/UX Design & Research secara komprehensif dan awam friendly!

Apa itu UI UX Designer

Sebelum mengetahui lebih lanjut tentang profesi UI/UX Designer, kamu wajib memahami apa itu user experience dan apa itu user interface. Konteks user dalam user experience dan user interface adalah pengguna sistem atau produk.

User experience / UX adalah kesan dan perasaan yang dialami pengguna ketika menggunakan suatu produk. User experience juga bisa dipahami sebagai persepsi dan tanggapan seseorang dari pengalaman penggunaan produk / sistem / layanan. 

User interface / UI adalah desain tampilan sistem atau produk yang disesuaikan untuk user dalam hal estetika. User interface lebih berkaitan dengan lapisan terluar tampilan produk, sehingga UI berperan untuk mendukung keutuhan desain yang intuitif dan fungsional secara estetis.

Sehingga dapat disimpulkan, tujuan utama seorang UI/UX Designer adalah merancang interaksi dan desain tampilan yang intuitif. 

UI/UX Designer adalah profesi yang mendesain sistem atau produk yang berfokus pada karakteristik manusia atau human-centered design, dengan estetika yang disesuaikan pada user untuk menjadi lebih intuitif dan fungsional.

Jobdesc UI UX Designer & Jenjang Karirnya

Supaya dapat mendesain sistem atau produk yang intuitif dan fungsional, UI/UX Designer punya beberapa jobdesk yang terangkum dalam Design Thinking Process. Apa itu design thinking?

Design thinking adalah proses iterasi yang berulang untuk memahami user, menantang asumsi, mendefinisikan ulang suatu masalah, dan membuat solusi inovatif untuk prototipe dan testing. Terdapat 5 fase dalam design thinking: Empathize, Define, Ideate, Prototype dan Test yang menjadi metode / pendekatan untuk mengupas masalah dan mencari tahu kebutuhan user.

proses design thingking & jobdesk UI UX Designer
Credits: Turn STEM to STEAM With the Design Thinking Process

  1. Empathize

Tahap pertama merupakan tahap UI/UX Designer dan UX Researcher untuk memahami user dengan cara melakukan riset dengan wawancara, survey, dan metode pengumpulan data lainnya. Namun sebenarnya tahap ini lebih dari sekedar riset user, tapi betul-betul memahami user dengan mengobservasi perilakunya, membangun engagement dengan user, mendengarkan user, dan memahami perspektif user sebagai pengguna produk kita.

  1. Define

Tahap kedua, UI/UX Designer akan menentukan tujuan dan masalah yang ingin diselesaikan dari hasil analisa data di tahap pertama. Kamu akan membuat problem statement yang spesifik, sehingga dapat menentukan goals yang jelas. Pada tahap ini UI/UX Designer akan membuat user persona atau customer journey map yang dapat membantu memetakan alur penggunaan produk / sistem dari touchpoint pertama sampai akhir berdasarkan persona yang dibuat. 

  1. Ideation

Pada tahap ini UI/UX Designer akan melakukan ideasi / brainstorming dengan stakeholder terkait untuk menghasilkan ide-ide yang bisa menjadi wujud dari goals yang sudah ditetapkan sekaligus solusi bagi permasalahan yang diangkat. Dalam proses ini kamu akan banyak membuat rancangan lewat mindmapping, sketsa, bodystorming atau peragaan, dan prototype; semua yang bertujuan untuk membuat ide menjadi wujud yang nyata.

  1. Prototyping

Prototype sebenarnya salah satu cara yang bisa dilakukan dalam proses Ideation, namun tahap ini secara khusus digunakan untuk merancang produk yang masih kasar atau belum final. UI/UX Designer seringkali menyebut tahap ini sebagai wireframing karena juga menyusun arsitektur informasi prototype website atau aplikasi.

  1. Testing

Setelah menyelesaikan tahap prototyping, berikutnya UI/UX Designer akan melakukan testing menggunakan prototype yang sudah dibuat untuk digunakan oleh user dan melihat respon serta menggali feedback dari mereka untuk kemudian dikembangkan lagi. Poin penting dari tahap ini adalah menggali feedback dan kritik / saran sebanyak mungkin, karena tahap ini akan menentukan bagaimana produk yang sesungguhnya nanti bisa menjawab kebutuhan user.

Setelah menyelesaikan kelima tahap design thinking, UI/UX Designer akan membuat desain yang final dan berkolaborasi dengan tim developer / software engineer untuk implementasi desain tersebut di dalam aplikasi atau website.

Jenjang Karir UI UX Designer

Ada berbagai versi jenjang karir UI/UX designer di setiap perusahaan namun pada umumnya UI/UX designer mempunyai jenjang karir seperti ini:

  1. Junior UI/UX Designer
  2. Senior UI/UX Designer
  3. Lead UX Designer
  4. Principal UX Designer
  5. UX Director

Selain itu career path UI/UX Designer juga bisa bercabang ke beberapa profesi yang lebih spesialis namun masih di satu rumpun yang mirip yaitu:

  1. UX Writer
  2. UX Researcher
  3. Product Designer
  4. UX Engineer
  5. Information Architect
  6. UX Consultant

Skillset yang Harus Dimiliki UI UX Designer

Pastinya UI UX Designer membutuhkan hard skill / technical skill dan juga soft skill untuk menjadikan UI/UX Designer yang ahli. Kita akan bahas tiap skill dari hard skill dan soft skill yang wajib dimiliki UI/UX Designer:

Hard Skill UI/UX Designer:

  1. Wireframing, Prototyping, Users Flow, Mock Up

Dalam pengembangan produk dibutuhkan sebuah gambaran yang bisa menerjemahkan ide-ide yang sudah disusun. Untuk itu dibutuhkan beberapa tahap perancangan dengan berbagai metode yaitu wireframing, prototyping, users flow, dan mock up. Kita akan bahas satu per satu.

  1. Wireframing adalah kerangka layout website atau aplikasi tanpa desain visual yang digunakan untuk memprioritaskan elemen di suatu halaman. Dalam proses wireframing kamu akan mengatur tata letak elemen seperti posisi header, banner/ key visual, button, link, posisi text, dan lain-lain sesuai kebutuhan user.
  2. Mock Up adalah rancangan layout website atau aplikasi yang sudah menggunakan desain visual dengan sentuhan warna, jenis font, ikon, elemen navigasi, animasi bergerak, dan elemen-elemen visual lainnya yang semakin menghidupkan produk. Mock Up dibuat setelah membuat wireframe untuk dijadikan landasan bagi product manager dalam mengambil keputusan.
  3. Prototyping adalah sampel atau simulasi produk final yang digunakan untuk testing dan mengumpulkan feedback. Prototype dibuat dari wireframe dan mock up yang dikembangkan semirip mungkin dengan produk final. Setelah testing selesai dilakukan dan feedback sudah dijadikan bahan revisi, prototype akan diserahkan ke tim developer untuk dikembangkan menjadi produk final.
  4. Users flow adalah peta yang dibuat untuk menggambarkan urutan langkah-langkah yang dilakukan user ketika menggunakan produk. Peta ini berfungsi sebagai gambaran nyata dari perspektif user, sehingga UI/UX designer dapat membuat desain dan interaksi yang sesuai dengan kondisi user di setiap tahapannya.
  1. Desain Visual 

Desain visual menjadi skill yang penting bagi UI/UX Designer untuk menyampaikan komunikasi visual yang sesuai dan mendesain tampilan interface yang intuitif dan fungsional. Skill desain visual akan terlihat dalam pemilihan font, tipografi, warna, gambar, bentuk elemen, layout / tata letak, penyusunan logo, dan elemen visual lainnya.

  1. UX Research & Testing

Seperti yang dijelaskan dalam jobdesk UI/UX Designer di atas, pekerjaan UI/UX Designer tidak hanya berputar pada desain visual namun juga banyak menghabiskan waktu untuk mempelajari user dari segi behaviornya, keinginannya, kebutuhannya, dan persona user itu sendiri. Sehingga skill basic UX Research juga diperlukan untuk melengkapi profesi ini. Selain itu UI/UX Designer juga harus memiliki objektivitas dalam melakukan usability testing yakni mengevaluasi keberhasilan dan mengolah feedback dari user untuk menjadi bahan perbaikan.

  1. Information Architecture

Information Architecture (IA) adalah pengaturan dan penataan konten secara efektif, sehingga dapat memunculkan informasi pada user dalam bentuk kolom, desain, bagan yang terstruktur. Jika UI/UX Designer menghasilkan desain yang tepat, maka IA akan membantu pengguna menemukan informasi yang mereka cari. UI/UX Designer dapat memfasilitasi user dengan memahami di mana mereka berada, ke mana mereka harus pergi, dan apa interaksi yang harus dilakukan selanjutnya.

  1. Agile Methodology

Agile dalam konteks UI/UX Design adalah sebuah metode atau pendekatan dalam project management yang digunakan untuk mengembangkan software (produk) yang bersifat iteratif / berulang.

Baca Lebih Lanjut tentang Agile Metode Agile: Pengertian, Tujuan, dan Prinsipnya

  1. UX Writing

Basic skill yang tak kalah pentingnya bagi UI/UX Designer adalah skill UX Writing. Meskipun dalam beberapa perusahaan berskala besar atau dalam tim produk yang sudah memiliki dedicated UX Writer, namun UI/UX Designer wajib setidaknya memahami prinsip yang digunakan dalam membuat micro copy. Hal ini digunakan untuk memberikan brief yang jelas pada UX Writer ataupun menyusun micro copy secara jelas dan ringkas.

Soft Skill UI/UX Designer:

  1. Empati

Inilah skill yang membedakan UI/UX Designer dengan desainer grafis. Empati adalah kemampuan untuk memahami orang lain lewat pikiran, perasaan, dan keadaan emosionalnya. Kemampuan ini dibutuhkan UI/UX designer untuk mengesampingkan ego dan idealismenya agar mampu mendapat wawasan tentang kebutuhan user. 

Kamu bisa melatih skill ini dengan lebih banyak mendengarkan orang lain, belajar menjadi observer yang lebih baik, meningkatkan rasa peduli hingga hal terkecil, dan selalu rendah hati. 

  1. Kolaborasi Antar Tim

Terlihat dari jobdesk dan hard skill yang dijelaskan tadi, UI/UX designer akan banyak bekerja sama dengan banyak stakeholder seperti user, product manager, UX researcher, UX writer, tim developer (utamanya frontend engineer), dan masih banyak lainnya yang mungkin berkaitan. Maka dari itu, kolaborasi dan kerjasama antar tim menjadi skill yang wajib dimiliki UI/UX designer yang handal.

Belajarlah untuk saling mempercayai satu sama lain dan membagi tanggung jawab bersama, karena UI/UX designer tidak akan pernah bisa bekerja sendiri.

  1. Komunikasi

Jika banyak berkolaborasi dengan berbagai tim, artinya UI/UX designer juga dituntut untuk punya skill komunikasi yang mahir. UI/UX designer akan banyak melakukan presentasi, brainstorming, dan menulis micro copy maupun menulis dokumen lainnya. Maka dibutuhkan kemampuan public speaking, kemampuan mengutarakan pendapat dan menyangkal pendapat jika tidak relevan, dan juga kemampuan komunikasi tertulis yang ringkas.

  1. Problem Solving

UI/UX designer yang mahir adalah mereka yang setiap hari berhadapan dengan masalah namun selalu bisa menemukan solusi atau alternatif dari sebuah permasalahan. Tidak hanya itu, mereka juga jeli melihat permasalahan sekecil apapun untuk bisa menjadi ide pengembangan sebuah produk. Dibutuhkan kreativitas dan kemampuan melihat masalah dari berbagai perspektif, untuk bisa menjadi seorang problem solver yang handal. Jam terbang juga akan mengiringi skill ini.

  1. Continuous Learner

Tidak hanya UI/UX designer, semua profesi dan seorang praktisi yang handal akan punya semangat continuous learner yaitu menjadi pembelajar terus menerus. Selalu penasaran dengan hal baru, mengikuti trend desain terkini, membaca, mendengarkan podcast, menonton film yang relevan dengan profesi yang digeluti, belajar dari senior, adalah contoh continuous learning yang bisa kita lakukan.

Tools yang Digunakan UI UX Designer Sehari-hari

  1. Figma

Figma adalah design collaborative tools digunakan untuk mendesain tampilan interface dan key visual lainnya. Figma merupakan tools standar yang digunakan UI/UX designer karena sifatnya yang kolaboratif, artinya dapat diakses dan diedit oleh siapapun yang memiliki akses tanpa harus mengunduh aset terlebih dulu. Figma juga bersifat web based jadi sangat memudahkan tim untuk mengakses dimanapun kapanpun.

  1. Adobe XD

Adobe XD adalah tools yang umum digunakan untuk desain prototype dan mock up serta key visual lainnya. Bedanya dengan Figma, Adobe XD bersifat desktop application sehingga tidak bisa diakses secara online lewat browser seperti Figma. Beberapa UI/UX designer masih menggunakan Adobe XD untuk memanfaatkan fitur yang mungkin belum ada di dalam Figma.

  1. Miro

Miro adalah virtual whiteboard yang sering digunakan dalam proses ideasi / brainstorming secara kolaboratif. Miro menyediakan berbagai fitur yang dapat kita gunakan untuk menggambar, mewarnai, membuat gambaran sederhana dari ide, dan proses diskusi lainnya.

  1. Jira

Jira adalah project management software yang umum digunakan tim product dan developer untuk menghubungkan pekerjaan mereka. Banyaknya request, BAU (business as usual), adhoc, dan pekerjaan-pekerjaan lainnya yang dilakukan tim product membuat Jira banyak dipakai untuk memprioritaskan, melacak progres, dan mengatur proses development mereka.

Cara Menjadi UI UX Designer

Sampai di sini apakah kamu tertarik menjadi UI/UX Designer? Kamu bisa menjadi UI/UX designer dari cara yang gratis hingga intensif di BINAR!

BINAR Bootcamp akan membimbing kamu untuk menjadi UI/UX Designer & Researcher yang handal mulai dari nol hingga mahir dan disalurkan kerja. 

Jika kamu tidak punya background UI/UX Designer sebelumnya atau merasa kurang kreatif, jangan takut; karena materi BINAR Bootcamp terbukti awam friendly dan menyenangkan untuk dipelajari lewat animasi dan fasilitator yang handal!

Kamu juga bisa mengikuti BINAR 101 khususnya UI/UX Research & Design 101 secara GRATIS! Dipandu langsung dengan Alamanda Shantika, Founder & CEO BINAR.

Atau kalau kamu lebih suka belajar mandiri, kamu juga bisa akses materi GRATIS Bootcamp UI/UX Design & Research di silver material dalam aplikasi BINAR. Yuk download aplikasi BINAR sekarang!

Find Another article

Table of Content

Connect With Us Here

Our representative team will contact you soon
BINAR Contribution to SDG’s Impact
Promenade 20, Unit L, Jl. Bangka Raya No.20,

Kec. Mampang Prapatan,
Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12720
021 397 11642
Promenade 20, Unit L, Jl. Bangka Raya No.20,

Kec. Mampang Prapatan,
Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12720
021 397 11642
© 2016 - 2024, PT. Lentera Bangsa Benderang
Follow us in Social Media
Hi! 👋🏼  
Kamu bisa konsultasi kebutuhanmu di BINAR via WhatsApp ya