Apa yang terjadi ketika perusahaan berani “mematikan” produk demi fokus pada hal yang benar-benar penting bagi pelanggan?
Dalam dunia korporasi, keberanian sering kali diukur dari seberapa banyak inovasi yang diluncurkan. Namun di Telkomsel, keberanian justru diuji ketika harus mengakhiri sesuatu yang tidak lagi relevan.
Bersama BINAR Capacity Building sebagai penyedia corporate training, Telkomsel menghadirkan sesi Post Implementation Analysis (PIA) bertajuk “Killing with Purpose: How Post Implementation Analysis Enables Bold Decision-Making on What Matters to Customers.”
Sesi ini dimentori langsung oleh Alamanda Shantika, Founder & CEO BINAR Academy sekaligus mantan VP Product Gojek, yang dikenal karena keberaniannya melakukan product sunset demi fokus pada value yang benar-benar dibutuhkan pengguna.
Challenge Telkomsel
1. Product Landscape yang Terlalu Luas
Selama bertahun-tahun, Telkomsel terus berinovasi dan menambah berbagai produk, program, dan sistem internal. Namun di titik tertentu, banyaknya inisiatif justru menciptakan fragmentasi pengalaman pelanggan dan menambah kompleksitas organisasi/ Akibatnya, muncul Production & Inventory Waste — inisiatif yang sudah tidak efektif tetapi masih menyerap sumber daya.
2. Hambatan Emosional dan Organisasional
Mengakhiri produk bukanlah hal mudah. Sebagian masih menghasilkan pendapatan kecil, sebagian lain lahir dari kerja keras tim yang sangat berinvestasi secara emosional.
Banyak pemimpin khawatir bahwa sunsetting produk berarti mengakui kegagalan. Padahal, keberanian menghentikan sesuatu justru adalah bentuk fokus.
3. Kurangnya Mekanisme Evaluasi yang Konsisten
Telkomsel menyadari perlunya mekanisme refleksi yang objektif, bukan hanya untuk melihat apa yang berhasil, tetapi juga apa yang perlu diakhiri dengan alasan yang tepat.
Solusi BINAR: Post Implementation Analysis (PIA)
PIA bukan sekadar retrospective meeting, melainkan alat pengambilan keputusan strategis. Sesi yang digagas bersama BINAR ini bertujuan menanamkan budaya refleksi dan keberanian dalam setiap lini kepemimpinan Telkomsel.
Mindset Shift: From Output to Outcome
Alamanda membuka sesi dengan pendekatan real-case storytelling dari pengalamannya di dunia teknologi: bagaimana keputusan menghentikan produk bisa menjadi turning point bagi organisasi. Peserta belajar melihat bahwa killing bukanlah kehilangan, tapi cara untuk mengembalikan fokus ke pelanggan.
“Post Implementation Analysis membantu kita menilai dengan jujur apa yang masih memberi nilai, dan apa yang seharusnya kita hentikan dengan sadar.” — Alamanda Shantika
Strategic Decision Framework
Melalui diskusi reflektif, peserta VP dan PIA Champions diajak memahami tiga pilar PIA:
- Evaluate Impact: meninjau data dan insight objektif dari proyek atau produk, bukan hanya asumsi.
- Identify Waste: mengenali inisiatif yang menambah kompleksitas tanpa kontribusi berarti.
- Make Bold Calls: berani sunset sistem, program, atau aplikasi yang tidak lagi mendukung misi utama pelanggan.
BINAR memfasilitasi dialog antar pemimpin, menekankan bahwa fokus bukan berarti lebih sedikit bekerja, tapi lebih tepat bekerja.
Courage to Sunset, Focus to Grow
Sesi interaktif memunculkan percakapan mendalam: bagaimana budaya organisasi bisa berubah dari “keep everything running” menjadi “prioritize what matters most.” Para VP belajar mengenali tanda-tanda kapan suatu inisiatif harus diakhiri — tidak dengan rasa bersalah, tapi dengan purpose.
“Sunsetting bukan berarti gagal, tapi memberi ruang bagi hal yang lebih relevan.”
— Telkomsel PIA Champion
Hasil & Insight
Dari sesi Post Implementation Analysis ini, muncul kesadaran baru di level kepemimpinan Telkomsel:
- Keberanian membuat keputusan sulit adalah bentuk tertinggi kepemimpinan.
Pemimpin yang reflektif tahu kapan harus berhenti dan kapan harus lanjut. - Data tidak cukup tanpa empati.
Analisis hanya berguna jika disertai pemahaman akan kebutuhan pelanggan dan tim. - Refleksi harus menjadi bagian dari siklus kerja, bukan kegiatan insidental.
PIA membantu organisasi terus belajar dari setiap proyek — sukses maupun gagal.
Program ini juga menghasilkan PIA Playbook internal yang akan digunakan untuk memastikan setiap proyek Telkomsel dievaluasi tidak hanya berdasarkan output, tetapi juga berdasarkan nilai yang dihasilkan bagi pelanggan dan organisasi.
Impact to Organization
PIA kini menjadi tonggak perubahan budaya di Telkomsel: dari “do more” menjadi “do what matters.” Pendekatan ini membantu tim mengurangi waste internal, menyederhanakan sistem yang tumpang tindih, dan mengarahkan sumber daya ke area yang paling berdampak bagi pelanggan.
Lebih dari itu, program ini menumbuhkan sense of ownership baru di antara para pemimpin: bahwa tanggung jawab mereka bukan hanya menciptakan, tapi juga menyederhanakan dengan keberanian.
Program Post Implementation Analysis Telkomsel x BINAR Capacity Building membuktikan bahwa transformasi bukan hanya soal meluncurkan hal baru, tetapi juga soal keberanian menghentikan yang tidak lagi memberi nilai.
Dengan pendekatan reflektif dan berani, Telkomsel memimpin perubahan menuju organisasi yang lebih fokus, efisien, dan customer-centric.
Siap membangun budaya refleksi dan keberanian strategis di perusahaan Anda? Konsultasi gratis bersama tim kami melalui form di bawah ini
Apa yang terjadi ketika perusahaan berani “mematikan” produk demi fokus pada hal yang benar-benar penting bagi pelanggan?
Dalam dunia korporasi, keberanian sering kali diukur dari seberapa banyak inovasi yang diluncurkan. Namun di Telkomsel, keberanian justru diuji ketika harus mengakhiri sesuatu yang tidak lagi relevan.
Bersama BINAR Capacity Building sebagai penyedia corporate training, Telkomsel menghadirkan sesi Post Implementation Analysis (PIA) bertajuk “Killing with Purpose: How Post Implementation Analysis Enables Bold Decision-Making on What Matters to Customers.”
Sesi ini dimentori langsung oleh Alamanda Shantika, Founder & CEO BINAR Academy sekaligus mantan VP Product Gojek, yang dikenal karena keberaniannya melakukan product sunset demi fokus pada value yang benar-benar dibutuhkan pengguna.
Challenge Telkomsel
1. Product Landscape yang Terlalu Luas
Selama bertahun-tahun, Telkomsel terus berinovasi dan menambah berbagai produk, program, dan sistem internal. Namun di titik tertentu, banyaknya inisiatif justru menciptakan fragmentasi pengalaman pelanggan dan menambah kompleksitas organisasi/ Akibatnya, muncul Production & Inventory Waste — inisiatif yang sudah tidak efektif tetapi masih menyerap sumber daya.
2. Hambatan Emosional dan Organisasional
Mengakhiri produk bukanlah hal mudah. Sebagian masih menghasilkan pendapatan kecil, sebagian lain lahir dari kerja keras tim yang sangat berinvestasi secara emosional.
Banyak pemimpin khawatir bahwa sunsetting produk berarti mengakui kegagalan. Padahal, keberanian menghentikan sesuatu justru adalah bentuk fokus.
3. Kurangnya Mekanisme Evaluasi yang Konsisten
Telkomsel menyadari perlunya mekanisme refleksi yang objektif, bukan hanya untuk melihat apa yang berhasil, tetapi juga apa yang perlu diakhiri dengan alasan yang tepat.
Solusi BINAR: Post Implementation Analysis (PIA)
PIA bukan sekadar retrospective meeting, melainkan alat pengambilan keputusan strategis. Sesi yang digagas bersama BINAR ini bertujuan menanamkan budaya refleksi dan keberanian dalam setiap lini kepemimpinan Telkomsel.
Mindset Shift: From Output to Outcome
Alamanda membuka sesi dengan pendekatan real-case storytelling dari pengalamannya di dunia teknologi: bagaimana keputusan menghentikan produk bisa menjadi turning point bagi organisasi. Peserta belajar melihat bahwa killing bukanlah kehilangan, tapi cara untuk mengembalikan fokus ke pelanggan.
“Post Implementation Analysis membantu kita menilai dengan jujur apa yang masih memberi nilai, dan apa yang seharusnya kita hentikan dengan sadar.” — Alamanda Shantika
Strategic Decision Framework
Melalui diskusi reflektif, peserta VP dan PIA Champions diajak memahami tiga pilar PIA:
- Evaluate Impact: meninjau data dan insight objektif dari proyek atau produk, bukan hanya asumsi.
- Identify Waste: mengenali inisiatif yang menambah kompleksitas tanpa kontribusi berarti.
- Make Bold Calls: berani sunset sistem, program, atau aplikasi yang tidak lagi mendukung misi utama pelanggan.
BINAR memfasilitasi dialog antar pemimpin, menekankan bahwa fokus bukan berarti lebih sedikit bekerja, tapi lebih tepat bekerja.
Courage to Sunset, Focus to Grow
Sesi interaktif memunculkan percakapan mendalam: bagaimana budaya organisasi bisa berubah dari “keep everything running” menjadi “prioritize what matters most.” Para VP belajar mengenali tanda-tanda kapan suatu inisiatif harus diakhiri — tidak dengan rasa bersalah, tapi dengan purpose.
“Sunsetting bukan berarti gagal, tapi memberi ruang bagi hal yang lebih relevan.”
— Telkomsel PIA Champion
Hasil & Insight
Dari sesi Post Implementation Analysis ini, muncul kesadaran baru di level kepemimpinan Telkomsel:
- Keberanian membuat keputusan sulit adalah bentuk tertinggi kepemimpinan.
Pemimpin yang reflektif tahu kapan harus berhenti dan kapan harus lanjut. - Data tidak cukup tanpa empati.
Analisis hanya berguna jika disertai pemahaman akan kebutuhan pelanggan dan tim. - Refleksi harus menjadi bagian dari siklus kerja, bukan kegiatan insidental.
PIA membantu organisasi terus belajar dari setiap proyek — sukses maupun gagal.
Program ini juga menghasilkan PIA Playbook internal yang akan digunakan untuk memastikan setiap proyek Telkomsel dievaluasi tidak hanya berdasarkan output, tetapi juga berdasarkan nilai yang dihasilkan bagi pelanggan dan organisasi.
Impact to Organization
PIA kini menjadi tonggak perubahan budaya di Telkomsel: dari “do more” menjadi “do what matters.” Pendekatan ini membantu tim mengurangi waste internal, menyederhanakan sistem yang tumpang tindih, dan mengarahkan sumber daya ke area yang paling berdampak bagi pelanggan.
Lebih dari itu, program ini menumbuhkan sense of ownership baru di antara para pemimpin: bahwa tanggung jawab mereka bukan hanya menciptakan, tapi juga menyederhanakan dengan keberanian.
Program Post Implementation Analysis Telkomsel x BINAR Capacity Building membuktikan bahwa transformasi bukan hanya soal meluncurkan hal baru, tetapi juga soal keberanian menghentikan yang tidak lagi memberi nilai.
Dengan pendekatan reflektif dan berani, Telkomsel memimpin perubahan menuju organisasi yang lebih fokus, efisien, dan customer-centric.
Siap membangun budaya refleksi dan keberanian strategis di perusahaan Anda? Konsultasi gratis bersama tim kami melalui form di bawah ini



.png)


.jpeg)
.png)




